Memperbanyak Wawasan tentang Digitalisasi Ekonomi dan Keuangan Bersama Bank Indonesia
Jurnalis : Felicia X-IPS 2, Fotografer : Arya Dharmayanto
Pada hari Jumat, 9 Agustus 2019, program Bank Indonesia Mengajar diadakan di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, tepatnya berada di Gedung C, lantai 2. Acara ini diikuti oleh para siswa yang masih duduk di bangku SMA dan SMK, khususnya kelas 10 dan 11. Selain itu, Sekolah Cinta Kasih merupakan salah satu sekolah yang terpilih di antara 66 sekolah di Jakarta.
Acara dibawakan oleh Bpk. Rizky dan dimulai dengan perkenalan terhadap pimpinan sekolah bersama dengan pimpinan BI: Bpk. Solikin M. Juhro selaku Kepala Bank Indonesia Institute beserta dengan Ibu Isna Sati dan Ibu Felicia serta Bpk. Agus Purwanto dan Ibu Betty selaku Kepala Sekolah Cinta Kasih di jenjang SMA dan SMK. Perkenalan tersebut pun disambut dengan tepuk tangan yang begitu meriah.
Pak Rizky sebagai moderator dalam acara Bank Indonesia Mengajar
Setelah perkenalan, para siswa dipersilakan untuk berdiri dan menyanyikan lagu kebangsaan, yaitu Indonesia Raya. Alfonsa Galih Pramudhita (XI MIPA) selaku dirigen memimpin para siswa dalam paduan suara. Para siswa pun menyanyikan lagu kebangsaaan dengan khidmat.
Tidak lupa dengan Ibu Betty, Kepala Sekolah Cinta Kasih di unit SMK, menyambut para pemimpin BI serta para siswa.
“Pembelajaran materi yang akan disampaikan sama seperti dengan materi yang ada di kelas juga. Jadi, tidak ada salahnya dengan pembelajaran di kelas, kami tidak akan ke sini. Dengan acara ini, para siswa bisa meyakinkan Bank Sentral beserta perannya,” ungkap Ibu Betty.
Tak lama kemudian, Bpk. Eko memimpin doa dalam kegiatan acara yang diikuti oleh para siswa agar program yang disampaikan itu berjalan dengan lancar. Kemudian, Bpk. Rizky memperkenalkan Bpk. Solikin M. Juhro dengan gelar yang dimilikinya, yaitu S1 Bidang Ilmu Ekonomi di Universitas Airlangga (Mahasiswa Teladan), S2 Bidang Applied Economics di University of Michigan, S2 Bidang Economics di University of Maryland, dan S3 Bidang Ilmu Ekonomi di Universitas Indonesia (with Cum Laude) serta menulis buku yang berjudul ”Kebijakan Bank Sentral: Teori dan Praktik”.
Bpk. Solikn menjelaskan mengenai Bank Indonesia
Tidak lama kemudian, Bpk. Solikin membawakan materi yang disampaikan dengan tema “Peran Bank Indonesia dalam Digitalisasi Ekonomi dan Keuangan di Indonesia”. Sebelum memasuki tema yang sebenarnya, Bpk. Solikin menjelaskan tentang Bank Indonesia dan Bank Sentral. Hal itu bertujuan untuk mengetahui bahwa setiap negara mempunyai Bank Sentral, termasuk Indonesia, yakni Bank Indonesia Institute.
Selain itu, ia juga menjelaskan tentang tugas dan peran Bank Sentral setiap negara, yaitu menjaga stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan dan stabilitas sistem pembayaran, untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Serta, tujuan Bank Indonesia adalah menjaga kestabilan nilai uang rupiah baik berupa barang maupun jasa. Hal tersebut juga bisa berupa nilai tukar dengan mata uang negara lain (kurs) dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan inflasi.
Bpk. Solikin juga menjelaskan tentang perbedaan Bank Indonesia dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan), yakni BI lebih fokus terhadap kestabilan nilai rupiah sedangkan OJK lebih fokus pada pengawasan individual bank.
Sebelum materi disampaikan, Bpk. Solikin menjelaskan pengertian ekonomi digital terlebih dahulu. Ia menyatakan bahwa ekonomi digital adalah pembayaran yang secara eletroknik dan berkaitan dengan komputerisasi serta mengubah sistem ekonomi tradisional sehingga meningkat interkonektivitas dari fungsi pekerjaan dan teknologi yang semakin canggih. Seperti saat ini, banyak orang yang bekerja dari hasil UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) dan menjual hasil barangnya melalui aplikasi E-commerce.
Bpk. Solikin juga mendapatkan pernyataan dari Thomas L. Friedman, yaitu “The world’s gone from flat, to fast, to deep”, yang berarti dunia itu menjadi dari datar, cepat hingga dalam. Hal tersebut dapat dijelaskan pengaruh teknologi terhadap komunikasi dalam dunia ini dari generasi ke generasi. Pada awalnya, berkomunikasi itu sangat mudah dan bisa berinteraksi sepuas-puasnya seakan-akan bumi itu sangat datar dan sempit. Akan tetapi, seiring waktu berjalan, kita bisa berkomunikasi dengan cepat melalui teknologi yang begitu canggih, seperti Gmail, Line, Whatsapp dan sebagainya. Dan, yang paling terakhir adalah kita bisa mencari informasi dan data yang lebih detail, spesifik dan dalam, seperti Google atau mesin pencari lainnya. Bahkan, kita bisa memesan makanan, ojol (Ojek Online), pulsa dan sebagainya dari aplikasi Gojek atau Grab.
Selain itu, ia juga menyatakan bahwa BPK pernah menjelaskan bagaimana aktivitas ekonomi digital di Indonesia serta penggunaan mobile devices & Internet di Indonesia sudah cukup masif. Begitu juga dengan penggunaan payment pada mobile device mencapai 61% di Indonesia. Hal itu menjelaskan bahwa meskipun penduduk Indonesia sudah mencapai 268 juta lebih, mobile subscription (Model Monetasi Langganan) pun sudah melewati jumlah penduduk, yakni 355 juta lebih. Hal itu memungkinkan bahwa anak-anak yang masa balita juga menggunakan handphone.
Zaman sekarang, masyarakat lebih cenderung menggunakan mobile untuk hiburan dibandingkan kegiatan yang produktif. Oleh karena itu, kita harus menggunakan digital dengan bijak yang bersifat manfaat dan produktif seperti berkontribusi untuk memajukan negara dengan ekonomi digital. Selain itu, kita juga patut mendukung barang dari dalam negeri dengan membeli dan mencintai barang-barang yang UMKM serta bangga akan produk-produknya, bukan dari luar negeri. Karena dengan itu, kita bisa memajukan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Seperti tema yang disampaikan, Bpk. Solikin menjelaskan peran BI dalam digitalisasi ekonomi. Pada saat ini, teknologi semakin canggih di era Inovasi Industri 4.0. Hal tersebut karena munculnya inovasi dan kreativitas. Akan tetapi, setiap inovasi pastinya memiliki konsekuensi ataupun resiko masing-masing. Oleh karena itu, Bank Indonesia memiliki kewenangan dalam memberikan persetujuan dan perizinan serta melakukan pengawasan atas SPI (Sistem Pembayaran Indonesia). Secara keseluruhan, itu semua didukung oleh infrastruktur yang handal agar sistem pembayaran menjadi lebih lancar.
Penjelasan Bpk.Solikin mengenai peran BI dalam Digitalisasi Ekonomi
Dengan begitu, Bank Indonesia mengeluarkan visi dan misi dalam Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) pada tahun 2025, yaitu:
- SPI 2025 mendukung integrase ekonomi & keuangan digital nasional;
- SPI 2025 mendukung digitalisasi perbankan;
- SPI 2025 menjamin interlink FinTech dengan perbankan;
- SPI 2025 menjamin keseimbangan antara inovasi dan stabilitas;
- SPI 2025 menjamin kepentingan nasional dalam transaksi crossborder.
Selain visi & misi yang disampaikan, ada kolaborasi antar sektor untuk pengembangan ekonomi digital. Kolaborasi itu terletak di antara industri, R&D (Research and Development), pemerintah sebagai regulator, sekolah, universitas dan pelaku usaha/masyarakat pengguna (UMKM). Hal itu agar mereka bisa bekerja sama dan memiliki peran secara maksimal serta mempertimbangkan manfaat untuk masyarakat sekitar.
Bank Indonesia mendukung tumbuhnya ekonomi digital, seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Selain itu, Bank Indonesia juga menyediakan program Onboarding UMKM yang bertujuan untuk mengangkut para UMKM serta membinanya. Dengan program tersebut, kita bisa memajukan negara kita dengan menumbuhkan perekonomian negara. Tentunya, dalam program tersebut, ada beberapa level dalam Onboarding UMKM, yaitu level 1 (Potensial), level 2 (Sukses), level 3 (Sukses Digital) dan level 4 (Potensi Ekspor).
Pemberikan Token of Appreciation kepada pimpinan BI Institute dan
Pemerhati Sekolah Cinta Kasih
Setelah materi itu sudah disampaikan, Shi Gu Poh Ping memberikan Token of Appreciation kepada pimpinan BI Institute. Kegiatan itu juga diikuti dengan foto bersama antara para siswa SMA/ SMK, para guru, para pemimpin BI Institute dan sebagainya. Tidak lupa juga dengan kebiasaan Tzu Chi, para siswa pun mengucapkan Gan En kepada mereka sebagai rasa syukur karena sudah mendapatkan pengetahuan tentang ekonomi digital. Salah satunya adalah Charles Gomarga, siswa SMA, yang mengetahui banyak hal tentang materi yang disampaikan.
Add Comment