Isyarat Tangan Sebagai Bahasa Universal dalam Budaya Humanis
Di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi terdapat suatu hal yang menarik, yaitu isyarat tangan. Isyarat tangan sendiri merupakan salah satu bentuk komunikasi di mana menggunakan bahasa isyarat yang masuk dalam kategori bentuk komunikasi non-verbal. Hal ini membuat bahasa isyarat tangan memiliki makna yang dapat masuk ke dalam budaya, sehingga membentuk budaya yang disebut sebagai budaya humanis. Tidak hanya itu, isyarat tangan ini digunakan oleh individu maupun kelompok yang memiliki keterbatasan, baik keterbatasan pendengaran maupun keterbatasan berbicara, tetapi juga secara umum dapat dijadikan sebagai suatu sarana untuk penyampaian pesan yang indah dan penuh makna.
Di sekolah ini, isyarat tangan telah menjadi bagian yang tak terlepas dari aspek pembelajaran. Dalam suatu kegiatan, siswa-siswi bisa menampilkan keterampilan yang mereka miliki dan telah mereka latih sebagai suatu upaya dalam menyampaikan pesan melalui gerakan isyarat tangan yang memukau dan penuh arti. Kegiatan Mandarin Week di sekolah ini tidak hanya sekadar untuk penampilan-penampilan gerakan tangan biasa, tetapi anak-anak Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi menjadikan ini sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian sosial terhadap komunikasi non-verbal. Dalam kegiatan ini, siswa tidak hanya berkompetisi dalam menyajikan gerakan tangan saja, tetapi juga memberikan manfaat. Anak-anak belajar bagaimana menyampaikan pesan dengan jelas sehingga dapat dipahami oleh setiap orang, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan pendengaran.
Secara umum, isyarat tangan ini memiliki beberapa fungsi utama. Fungsi utama ini di antaranya adalah sebagai pengganti kata-kata gerakan yang dapat menggantikan kata atau kalimat tertentu sehingga menjadi alat komunikasi yang efektif. Contohnya, mengacungkan jempol dapat digunakan untuk menyatakan persetujuan atau terima kasih. Mengacungkan jempol juga bisa diartikan sebagai mempermudah komunikasi dalam situasi tertentu, seperti dalam lingkungan yang bising atau pada suatu acara dengan seseorang yang memiliki keterbatasan pendengaran. Isyarat tangan menjadi alat komunikasi yang sangat efektif karena pesan yang disampaikan dapat tersampaikan dengan jelas tanpa harus bergantung pada suara sebagai bagian dari budaya humanis di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi.
Isyarat tangan juga diterapkan dalam perayaan Mandarin ini. Dalam kegiatan ini, siswa tidak hanya menampilkan gerakan isyarat tangan yang indah, tetapi juga menggabungkannya dengan nyanyian bahasa Mandarin. Perpaduan antara gerakan tangan, lagu, ekspresi, nyanyian, dan bahasa menciptakan harmoni yang menyentuh hati lebih dari sekadar hiburan. Pertunjukan ini mengajarkan anak-anak bagaimana berkomunikasi secara inklusif dan penuh rasa empati. Sekolah menyediakan suatu sarana yang ditekankan bukan hanya sebagai alat komunikasi saja, tetapi juga merupakan bagian dari kegiatan budaya humanis yang akan menjadi modal untuk penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam moral dan juga lingkup sosial di kehidupan.
Budaya ini mengajarkan kepada anak-anak untuk menghargai sesama, mengembangkan ekspresi keindahan melalui gerakan tangan dan juga melalui lirik lagu yang disampaikan. Yang terpenting adalah pemahaman terkait dengan makna yang terdapat dalam setiap pesan yang ingin disampaikan, menjadi salah satu wadah penting untuk menanamkan nilai-nilai tersebut. Akan ada di setiap jejak dan langkah yang mengandung pesan-pesan kebaikan yang harus terus diwariskan. Isyarat tangan ini juga merupakan bagian dari ekspresi seni budaya humanis di sekolah ini, diwujudkan dalam berbagai kegiatan yang memiliki tujuan untuk pembangunan karakter anak-anak menuju karakter yang berbudi di masa depan.
Dengan adanya penampilan isyarat tangan yang ingin disampaikan dengan penuh makna, anak-anak tidak hanya belajar bagaimana cara berkomunikasi yang unik, tetapi juga mereka menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya yang menjadi dasar karakter mereka melalui Mandarin Week. Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi tidak hanya menghadirkan pertunjukan yang indah, tetapi mereka mampu menciptakan ruang bagi anak-anak untuk bisa lebih memperdalam rasa empati dan juga kesadaran sosial. Isyarat tangan ini menjadi suatu jembatan, menjadi suatu perantara yang dapat menghubungkan pesan-pesan, perasaan, serta nilai-nilai budaya dalam suatu kesatuan yang harmonis. Dengan demikian, budaya ini tidak hanya sekadar memperkaya keterampilan siswa dalam bentuk komunikasi, tetapi juga membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang lebih peduli, saling menghargai sesama, dan memiliki kepekaan yang tinggi.
Penulis: Nur Fajar Sidik