Mengajarkan Nilai dan Etika Melalui Kelas Saji Teh di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng

Dunia pendidikan saat ini berkembang cepat mengikuti kemajuan teknologi dan perubahan gaya hidup. Hal ini membutuhkan perhatian terhadap dampak perkembangan bagi anak-anak usia sekolah sebagai generasi muda yang masih dalam pertumbuhan serta menjadi harapan keluarga dan masyarakat. Maka dalam dunia pendidikan, semestinya pembelajaran tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter dan tata krama atau etika siswa. Salah satu pembelajaran yang diterapkan di SD Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng adalah pendidikan budaya humanis sebagai pengajaran ilmu kehidupan dan pengembangan karakter serta nilai-nilai baik pada siswa. Salah satu pembelajaran karakter di sini adalah melalui kelas saji teh (Jing Si Cha Dao). Kegiatan ini bukan sekadar mengenalkan tata cara minum teh, tetapi juga mengajarkan keindahan, kesabaran, kedisiplinan, ketelitian, serta rasa hormat kepada sesama.

Seni penyajian teh Jing Si yang kita sebut sebagai Jing Si Cha Dao merupakan salah satu budaya humanis Tzu Chi. Jing berarti pikiran yang tenang, cha artinya teh, dan dao artinya prinsip kebenaran. Maka itu, dengan pelajaran penyajian teh, kita belajar prinsip kebenaran dan selalu mengingatkan diri untuk bisa menenangkan pikiran. Program pembelajaran ini dijalankan dari tingkat TK, SD, SMP, SMA, hingga SMK pada Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Harapannya, dengan suasana kelas yang berbeda, setiap siswa yang datang ke kelas cha dao dapat merasakan kerapian, ketenangan, kebersihan, dan keindahan ruangan kelas cha dao. Dengan demikian, mereka dapat dengan hati yang tenang menyelami arti dari pembelajaran kelas saji teh.

Sebelum memulai kelas saji teh, anak-anak akan melakukan rangkaian kegiatan pendahuluan untuk menyiapkan fisik dan hati mereka. Kegiatan dimulai dengan siswa berbaris rapi di depan kelas dan melakukan prosesi cuci tangan secara bergiliran sambil melafalkan “Jing shou kou jue” yang bermakna membersihkan tangan, membersihkan hati, sehingga hati kita ikut terasa tenang. Mereka akan memasuki ruangan kelas yang rapi, bersih, dan tenang, dipersiapkan untuk pembelajaran dan praktik secara langsung mengenai tata cara penyajian teh dengan peralatan yang telah disusun sedemikian rupa sesuai etika tata cara makan dan minum teh. Segala hal yang sederhana serta tersusun rapi akan memunculkan keindahan dan memiliki makna tersendiri jika kita mau mempelajarinya dengan sungguh-sungguh.

Master Cheng Yen telah merasakan perubahan terhadap nilai-nilai sosial yang terjadi dalam keluarga dan masyarakat luas, sehingga beliau berharap dengan adanya pembelajaran kelas saji teh ini dapat melatih pikiran yang baik. Melalui secangkir teh, kita dapat menjalin jodoh baik dengan banyak orang. Di kelas saji teh, anak-anak akan belajar bahwa saat memberikan teh kepada teman, harus dengan tiga hati, yaitu hati yang bersyukur (感恩心), hati yang menghormati (尊重心), dan hati yang mencintai (愛心). Dengan kata lain, memberikan kasih sayang kepada orang yang menerima teh sehingga dapat merasakan sukacita yang dalam. Demikian siswa belajar etika yang baik untuk menyajikan dengan penuh kasih sayang melalui senyuman dan sikap yang tulus.

Rangkaian proses pembelajaran kelas saji teh ini mengajak siswa untuk memiliki tekad yang baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap gerakan adalah melatih ketenangan hati kita, inilah yang disebut dengan menjaga baik hati kita. Diawali dengan mengucapkan tiga kata kebaikan dalam saji teh (San hao cha) yang mencerminkan nilai kebajikan dan membangun tekad baik dalam diri siswa. Dengan mencicipi seteguk teh, kita dapat mengingatkan diri sendiri untuk setiap saat berpikir yang baik, bertutur kata yang baik, dan melakukan hal yang baik, sehingga siswa selalu dan setiap saat menghimpun kebajikan. Dengan pembelajaran kelas saji teh ini, diharapkan dapat membantu siswa membangun dan menumbuhkan pikiran serta hati yang baik, sehingga mereka dapat tumbuh dengan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang baik dalam dirinya.

Seni saji teh memperhatikan tata letak peralatan teh, menjalankan etika dengan baik, dan mengikuti setiap langkah dalam proses penyajian teh memiliki makna yang mendalam dalam pembelajaran di kehidupan kita sehari-hari. Menerima teh maupun menyajikan teh harus dilakukan dengan penuh sungguh hati, baru dapat mewujudkan “menghormati tata karma dalam minum teh dan juga sikap sopan santun terhadap orang lain.” Harmoni dalam penyajian teh mencerminkan kehidupan sosial, di mana setiap individu memiliki peran masing-masing dalam kehidupan yang harus saling melengkapi. Kelas saji teh bukan sekadar pembelajaran budaya, tetapi juga media untuk membentuk karakter siswa agar memiliki rasa hormat, lebih disiplin, sopan santun, serta mampu menghargai setiap proses dalam kehidupan. Dengan menerapkan nilai-nilai baik, diharapkan siswa dapat menjalani kehidupan yang lebih harmonis dan penuh kesadaran akan pentingnya etika serta kebajikan dalam hidup. Selaras dengan kata perenungan Master Cheng Yen: “Cinta kasih bukan hanya di dalam hati, juga harus ditunjukkan dalam tindakan nyata.”

Gan en

Penulis: Teguh Ika Rohyani, S.P.