Merangkai Harapan di Tengah Bencana

Bencana alam adalah peristiwa yang terjadi akibat proses alamiah yang dapat menimbulkan kerusakan besar dan mengancam keselamatan hidup makhluk hidup, termasuk manusia. Bencana ini bisa berupa gempa bumi, banjir, letusan gunung berapi, angin topan, tsunami, kebakaran hutan, hingga tanah longsor. Banjir merupakan salah satu bencana alam yang terjadi ketika volume air yang mengalir melebihi kapasitas saluran air, sungai, atau danau, sehingga air meluap ke daerah sekitarnya dan menenggelamkan permukaan tanah. Banjir dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti curah hujan yang tinggi, meluapnya sungai, atau kerusakan pada infrastruktur drainase.

Dampak dari banjir sangat luas, mencakup kerusakan infrastruktur, penghancuran lahan pertanian, serta hilangnya harta benda dan bahkan nyawa. Banjir juga dapat mengganggu kehidupan sosial dan ekonomi, mengakibatkan gangguan pada sistem pendidikan, kesehatan, dan menyebabkan terjadinya pengungsian. Selain itu, banjir memberikan rasa trauma bagi korbannya karena harus melihat barang-barang yang menjadi rusak bahkan hilang.

Hal ini yang dirasakan salah satu murid SMP Cinta Kasih Tzu Chi saat banjir melanda rumahnya pada tanggal 28 Januari 2025. Banjir yang ia alami merupakan banjir terparah selama ia tinggal di pemukiman tersebut. Rumah yang ia tempati bersama keluarganya mengalami banjir setinggi dada orang dewasa. Mau tidak mau, ia dan keluarganya mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, yaitu masjid di daerah tersebut.

Setelah banjir surut tiga hari kemudian, ia dan keluarganya mulai membereskan rumah serta memilah barang-barang yang masih layak digunakan. Buku-buku pelajarannya pun tak luput dari dampak banjir ini. Buku-buku tersebut ia keringkan di dekat kompor, berharap akan cepat kering dan bisa digunakan kembali. Namun, hasilnya nihil. Buku-buku tersebut sudah tidak layak digunakan.

Buku-buku tersebut merupakan penunjang ketika ia mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Pendidikan adalah proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi, pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap seseorang. Pendidikan bertujuan untuk membentuk individu yang cerdas, berbudi pekerti, serta mampu beradaptasi dan berkontribusi positif dalam masyarakat. Namun, bagaimana pendidikan bisa berlangsung saat bencana darurat?

Pendidikan akan tetap didapat walaupun banjir terjadi. Dari bencana banjir, pendidikan dapat disalurkan melalui bantuan-bantuan. Jika tidak bisa memberikan bantuan berupa materi, kita juga bisa memberikan bantuan tenaga. Inilah yang diajarkan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi melalui pembelajaran budaya humanis dan kegiatan Tzu Shao supaya melatih siswa/siswi SMP Cinta Kasih Tzu Chi tergerak hatinya menolong sesama.

Banjir merupakan bencana alam yang kompleks dan memiliki dampak besar dalam berbagai aspek kehidupan. Selain mengalami kerugian, banjir juga memberikan rasa trauma. Banjir juga mengajarkan kita bagaimana kita harus menjaga lingkungan, mencintai lingkungan, dan melestarikannya. Jika kita sudah melaksanakan hal tersebut, banjir tidak akan kembali, dan siswa/i bisa bersekolah dengan tenang dan nyaman, serta beraktivitas seperti biasanya.

Penulis: Elfrida Agusvinna