Dibiasakan Akan Terbiasa, Dibiarkan Akan Terabaikan

Manusia memang dilahirkan dalam keadaan suci, ibarat kertas kosong yang masih putih dan bersih. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya, kertas putih itu akan terisi oleh goresan yang akan ikut mewarnainya. Goresan-goresan itu tercipta dari orang tua dan keluarga, serta lingkungan sekolah dan masyarakat, yang dapat berupa pengetahuan, pengalaman, maupun peristiwa yang akan membentuk kepribadian dan karakter pada manusia.
Menurut para ahli, karakter adalah ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mencakup nilai, kemampuan, dan sikap. Karakter adalah sebuah nilai yang sudah tertanam dalam diri sendiri. Menurut Maxwell, karakter jauh lebih baik dari sekadar perkataan. Maxwell pun menambahkan bahwa karakter merupakan sebuah pilihan yang akan menentukan tingkat kesuksesan seseorang.
Kedisiplinan memiliki kata dasar “disiplin” yang dapat diartikan sebagai keteraturan yang dijadikan sebagai sikap konsisten dalam melakukan sesuatu, sehingga disiplin dianggap sikap menumbuhkan kendali diri atau efisiensi dan keteraturan. Ketika sebuah kedisiplinan merupakan bagian dari karakter, maka pembentukannya harus dimulai sejak dini.
Beberapa metode yang dapat diterapkan sejak dini untuk membentuk karakter kedisiplinan dalam diri, di antaranya:
- Keteladanan: Merupakan cara efektif untuk membentuk dan memperkenalkan karakter disiplin. Anak-anak akan cenderung meniru orang tua, guru, dan orang-orang di sekitar mereka, maka selayaknya kita sebagai guru dan orang tua dapat memberikan contoh perilaku disiplin dalam kehidupan sehari-hari.
- Pembiasaan: Dengan anak diajarkan untuk membiasakan diri dengan aturan dan rutinitas, seperti membuat jadwal harian dan mengerjakan tugas tepat waktu, serta terbiasa untuk selalu mematuhi peraturan, hal ini dapat membantu membentuk karakter disiplin.
- Pemberian Contoh Nyata: Tentang bagaimana berperilaku disiplin dalam situasi dan kondisi tertentu, yang dapat dilakukan dengan bermain peran ataupun bercerita.
- Motivasi dan Apresiasi: Hal ini pun sangat penting dilakukan ketika anak sudah mampu melakukan sikap disiplin agar menjadi dorongan positif untuk selalu menjaga kedisiplinannya.
- Pemberian Sanksi: Juga diperlukan untuk dapat mendidik dan membangun kedisiplinan.
Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi menerapkan semua metode pembentukan karakter kedisiplinan siswa-siswinya di sekolah. Dimulai dari para pengajar yang dijadikan teladan bagi anak didiknya dari mulai berpakaian, bertutur kata, dan bersikap.
Disiplin berpakaian dan berpenampilan, berbaris dan berjalan rapi setiap kali masuk kelas, memasukkan sepatu secara tertib ke rak sepatu, serta merapikan kursi setiap kali selesai pembelajaran adalah beberapa contoh sikap kedisiplinan yang sudah ditanamkan di semua jenjang pendidikan di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, terutama di Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak, dan Sekolah Dasar.
Kedisiplinan memang harus dimulai dari sejak dini dan pembiasaan-pembiasaan itu harus dibiasakan agar tidak terabaikan. Pembiasaan ini diharapkan menjadi sebuah karakter disiplin bagi siswa-siswi Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, menjadikan mereka terbiasa dengan keteraturan dan keindahan yang akan mewujudkan keharmonisan baik dengan sesama manusia maupun alam sekitar.
Penulis: Dedeh Nurhayati