Bantuan Kemanusiaan untuk Kebakaran Los Angeles

Kegiatan pada hari Selasa, 21 Januari 2025, seluruh guru, siswa, dan staf Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi menggalang hati dan mengumpulkan dana untuk kebakaran di Los Angeles. Kebakaran terbaru di Los Angeles telah menyebabkan 24 orang meninggal dunia. Peristiwa ini terjadi di dua wilayah utama, yaitu Eaton dan Pacific Palisades.

Kebakaran di Pacific Palisades menghanguskan area seluas 23.000 hektar dan menghancurkan total 5.000 bangunan. Sementara itu, kebakaran di Eaton melahap 14.000 hektar lahan dan merusak 7.000 bangunan. Khusus untuk kebakaran Los Angeles 2025, kebakaran besar ini disebabkan oleh kombinasi temperatur panas, kelembapan rendah, dan angin Santa Ana.

Mendengar dan melihat berita tentang apa yang terjadi di Los Angeles sangatlah memprihatinkan. Hal ini menggerakkan hati insan Tzu Chi untuk bergerak dan menggalang dana. Walaupun mereka berbeda negara dengan kita, Tzu Chi tidak memandang ras, agama, suku, bahkan negara; jika ada yang kesulitan, itulah yang dibantu. Tidak hanya membantu di Indonesia saja, tetapi Tzu Chi juga memiliki hati berempati untuk negara di luar. Peristiwa kebakaran ini sangatlah membuat hati kita sedih.

Sebelum hari Selasa, semua wali kelas menyiapkan kardus yang dilapisi kertas untuk tempat meletakkan uang tersebut. Seluruh guru, siswa, dan staf Keluarga Cinta Kasih Tzu Chi berdoa bersama dengan tangan bersikap anjali, kemudian berdoa menurut agama masing-masing. Guru pun menginformasikan adanya kegiatan yang akan diadakan di hari Selasa. Kemudian, siswa begitu antusias dalam membantu; mereka membawa uang untuk membantu, walaupun cuaca hujan tak menghilangkan semangat untuk berkontribusi.

Ketika berdonasi, anak-anak juga mengucapkan “Gan en” sebagai wujud berterima kasih dan bersyukur karena telah diberikan kesehatan dan keberkahan sehingga dapat membantu dengan tulus dan ikhlas. Uang yang dikumpulkan kemudian dihitung dan disiapkan untuk diberikan kepada para korban kebakaran. Sekolah tidak hanya mengajarkan pelajaran saja, tetapi juga budi pekerti. Bagaimana siswa belajar peduli terhadap sesama dan bertoleransi.

Hal ini sesuai dengan kata perenungan Master Cheng Yen: “Semua orang di dunia adalah saudara, harus saling mencintai saat masa tenteram dan saling membantu saat bencana melanda.”

Penulis: Indah Suryani