Bijak dalam Menggunakan Sosial Media
Teknologi yang terus berkembang semakin memudahkan manusia dalam berbagai aspek, mulai dari kehidupan sosial sampai penunjang ekonomi. Teknologi memang memiliki banyak kegunaan, namun salah satu fungsi utama yang mudah dan banyak digunakan masyarakat adalah internet yang menawarkan banyak aplikasi yang memudahkan kita dalam berkomunikasi dan membangun relasi dengan sesama tanpa terbatas jarak. Sosial media adalah salah satu fitur aplikasi yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan dan generasi. Menurut survei yang dilakukan kata.data, total pengguna sosial media ada 191 juta (73,7% dari populasi) pada tahun 2024, dan jumlah ini akan terus bertambah seiring tahun dikarenakan penyebaran akses internet yang makin luas.
Sosial media paling banyak digunakan karena fiturnya yang seperti one stop shop atau toko serba ada. Dalam satu aplikasi sosial media seperti TikTok dan Instagram, kita dapat menggunakan untuk hiburan, update informasi, komunikasi dengan orang lain, hingga jual-beli atau transaksi ekonomi. Sosial media yang penggunaannya makin masif juga menjadi wadah bagi seseorang untuk mengekspresikan diri dan menyampaikan opininya ke khalayak luas. Namun, seperti mata koin, sosial media dengan segala manfaat positifnya juga menyimpan dampak negatif yang dapat menghancurkan jika penggunaannya tidak dikelola dengan baik.
Hal negatif sosial media berupa pornografi, penipuan, hingga doxing. Pornografi saat ini di sosial media seperti Twitter/X banyak diakses secara bebas akibat tidak adanya larangan atau aturan yang jelas tentang konten yang mengandung unsur seksual. Hal ini menjadi ancaman bagi pengguna sosial media, terutama bagi anak dan remaja, karena tidak adanya kontrol dalam mengakses. Dampak pornografi jika dikonsumsi dalam waktu yang lama dan sering dapat merusak nilai dan norma, menganggap seks bukan lagi hal sakral yang hanya dilakukan bagi pasangan suami-istri, tetapi sebagai tindakan bebas yang hanya berdasarkan nafsu tanpa ikatan/komitmen. Dampak negatif yang juga berbahaya bagi pengguna sosial media adalah cyberbullying yang berupa komentar hujatan, penyebaran berita hoaks, hingga ancaman kematian dari pihak tertentu. Cyberbullying ini akan parah jika sudah merusak kesehatan mental dari korban, yang bahkan dapat berujung pada bunuh diri. Dampak negatif selanjutnya adalah penipuan, terutama judi online dan pinjaman online. Kedua penipuan ini makin marak karena banyaknya artis dan influencer yang memiliki banyak follower di sosial media menyelipkan promosi judi dan pinjaman online di konten-konten mereka. Contoh kasus dua selebgram asal Bogor berinisial LA (19) dan R (23) ditangkap oleh Polresta Bogor Kota pada 27 Juli 2024 karena mempromosikan situs judi online melalui akun Instagram mereka. Bagi seseorang yang belum bisa berpikir kritis, maka akan mudah terpengaruh dengan iming-iming iklan judi online dan pinjaman online. Bahaya doxing juga mengintai di sosial media. Doxing menargetkan pihak tertentu untuk mengambil data pribadi dan mengancam keselamatan, seperti pencurian, pemalsuan data, hingga modus penipuan menggunakan AI.
Dengan semua bahaya dan dampak negatif yang mengintai, maka sikap bijak dalam menggunakan sosial media perlu dilakukan. Sikap bijak yang pertama adalah menyadari bahwa privasi dan kerahasiaan kita merupakan hal terpenting dalam bersosial media. Tidak perlu terlalu banyak membagikan atau meng-upload segala hal yang terjadi pada kehidupan kita; ada kalanya penting untuk menyimpan beberapa peristiwa dalam kehidupan cukup disimpan bagi diri sendiri. Begitu juga pengawasan yang ekstra dari orang tua atau wali bagi remaja untuk terus memantau hal-hal yang dibagikan dalam sosial media. Sikap bijak yang kedua adalah menyadari bahwa apapun yang sudah diposting dalam sosial media akan ada terus, bahkan bisa abadi. Meskipun telah dihapus, database dalam sosial media akan terus tersedia, sehingga penting untuk memikirkan berkali-kali sebelum memposting apapun di sosial media agar tidak mengancam diri sendiri di kemudian hari. Sikap bijak yang terakhir adalah menjauhkan diri dari sosial media jika kita sedang merasakan emosi negatif, karena potensi untuk bertindak impulsif semakin tinggi jika memposting sesuatu tanpa berdasarkan logika dan pikiran jernih.
Demikian sikap-sikap bijak yang dapat menghindarkan kita dari bahaya sosial media. Sebagai insan Tzu Chi, sangat penting untuk menyebarkan cinta kasih dan ajaran humanis kepada masyarakat luas, dan sosial media memungkinkan hal tersebut terjadi. Namun, penting juga untuk selalu berjaga-jaga akan keterikatan yang membawa dampak negatif bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar kita.
(Penulis: Tyas Karina)