Cara Komunikasi Cerminan Jati Diri
Setiap lembaga memiliki caranya sendiri dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Kebijakan sering kali dibuat untuk menjaga dan meningkatkan kualitas SDM tersebut. Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia juga tidak terkecuali; mereka secara konsisten menyelenggarakan berbagai pelatihan bagi relawan dan karyawan yang bekerja di bawah naungan yayasan, yang dikenal dengan nama Badan Misi. Pelatihan tersebut meliputi pelatihan internal yang mendalam mengenai visi dan misi Yayasan, serta pelatihan eksternal yang memperkaya wawasan, seperti seminar tentang pengembangan diri atau komunikasi.
Baru-baru ini, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menyelenggarakan seminar dengan tema “Kau dan Aku Berbeda, Jangan Disamain Dong.” Seminar ini dilaksanakan pada tanggal 24 Agustus 2024, pukul 15.00–17.00 WIB, di Aula Jingsi lantai 1, Pantai Indah Kapuk. Seminar tersebut dihadiri oleh komunitas relawan Jakarta secara luring, serta komunitas relawan dari luar Jakarta secara daring, termasuk dari Biak, Palembang, Lampung, Singkawang, Medan, dan beberapa daerah lainnya. Selain itu, seminar ini juga dihadiri oleh karyawan Badan Misi, seperti dari Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Rumah Sakit Cinta Kasih, serta kalangan umum.
Seminar soft skill ini merupakan sesi kedua setelah sesi pertama yang dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2024 di Tzu Chi Center. Kegiatan dimulai dengan pembukaan oleh MC yang menyapa seluruh peserta, baik yang hadir secara daring maupun luring. MC juga membacakan biodata pembicara, Bapak Donny De Kaizer, yang memiliki segudang pengalaman dan gelar dari berbagai lembaga. Beliau adalah Ketua Umum IPSA (Indonesian Professional Speakers Association), dosen di Universitas Podomoro, serta relawan Tzu Chi dari He Xi Barat 1.

Dalam paparannya, Bapak Donny menjelaskan beberapa unsur penting dalam komunikasi yang paling sering digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Komunikasi yang efektif diharapkan dapat menyampaikan pesan dengan baik dan menciptakan kesepahaman antara pengirim dan penerima pesan. Komunikasi efektif antar personal dapat dicapai melalui pemahaman terhadap latar belakang setiap individu. Bentuk komunikasi bisa dilakukan secara verbal, visual, serta dengan bahasa tubuh (body language). Dari ketiga bentuk komunikasi tersebut, body language memiliki pengaruh terbesar terhadap efektivitas komunikasi. Selain itu, perbedaan karakter setiap individu juga dapat mempengaruhi model komunikasi, termasuk dari sikap duduk, shio, cara menggunakan ponsel, serta perbedaan karakter antar generasi.
Para peserta seminar menunjukkan antusiasme yang tinggi. Mereka mendengarkan dengan seksama dan aktif berpartisipasi dalam sesi tanya jawab. Model komunikasi yang dipaparkan sangat bermanfaat bagi peserta, baik dalam kehidupan sehari-hari bersama keluarga, pasangan, anak, maupun dalam lingkungan kerja di Badan Misi Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.
Seminar seperti ini sangat dibutuhkan oleh banyak orang. Oleh karena itu, peserta menyarankan agar seminar serupa diadakan lebih luas, termasuk untuk para siswa. Hal ini didasari oleh kekhawatiran terhadap model komunikasi atau etika komunikasi generasi Z yang dinilai kurang mencerminkan karakter atau pribadi yang kuat.
Pemuda seharusnya memiliki karakter, etika, dan moral yang mencerminkan latar belakang dan asal-usulnya. Indonesia dikenal dengan budaya timur yang ramah dan sopan, dan semuanya itu dimulai dari cara komunikasi antar personal yang mencerminkan karakter bangsa.
Penulis : Sundari Dwi Riyanti