Kegiatan Menjahit pada Anak KB-A di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng
Kegiatan menjahit menjadi salah satu kegiatan yang cukup diminati oleh anak-anak kelas KB-A. Kegiatan ini dilakukan pada tema perkenalan pekerjaan yang ada di sekitar anak, yaitu seorang penjahit.
Pertama-tama, Ms. Endang Susilowati, S.Pd., sebagai wali kelas, menjelaskan terlebih dahulu dari mana asal pakaian yang dipakai oleh anak-anak. Mulai dari kain, benang, pola baju, jarum, dan mesin jahit, penjelasan ini disampaikan melalui media nyata maupun lewat presentasi PowerPoint. Kemudian, Ms. Endang menyiapkan media pembelajaran berupa potongan pola gambar baju, di mana bagian tepi dibuat beberapa lubang sehingga anak-anak dapat memasukkan tali sepatu (sebagai pengganti benang) satu per satu ke dalam lubang, sehingga terlihat seperti jahitan jelujur.
Tentunya, kegiatan menjahit ini akan mengembangkan beberapa sikap positif untuk anak usia dini, yaitu:
- Melatih anak berkonsentrasi pada saat memasukkan tali sepatu ke dalam satu per satu lubang. Proses memasukkan dan menarik yang dilakukan berkali-kali dapat melatih konsentrasi dengan baik.
- Melatih ketepatan mata dan tangan, di mana anak akan terlihat mampu atau tidaknya memasukkan tali sepatu ke dalam lubang demi lubang. Apakah anak melompati satu lubang atau dapat memasukkan tali ke dalam semua lubang secara berurutan?
- Melatih kesabaran, di mana anak mampu atau tidak menarik panjangnya tali sepatu sampai habis dari setiap lubang yang ada, sehingga tali tidak kusut di pola baju. Apakah anak mampu menyelesaikan semua lubang atau menyerah melakukan kegiatan menjahit?
- Melatih motorik halus anak, karena anak menggunakan semua jari jemari untuk memegang pola baju, serta koordinasi ibu jari dan telunjuk untuk memasukkan dan menarik tali sepatu.
- Melatih kemandirian, diharapkan anak-anak dapat melakukan kegiatan menjahit secara mandiri dan benar, tanpa dibantu guru ke depannya.
Kegiatan menjahit ini menjadi salah satu kegiatan dasar anak-anak sebelum belajar memegang pensil, gunting, dan dapat menguatkan genggaman anak pada tahap kegiatan pembelajaran berikutnya. Kegiatan ini mungkin terlihat sederhana, namun jika diterapkan secara terus-menerus, maka bukan hanya perkembangan motorik halus yang berkembang, tetapi juga kreativitas, semangat mengerjakan sesuatu menjadi hasil yang bagus, dan dapat menjadi pembekalan keterampilan hidup untuk masa depan, seperti yang diterapkan dalam pembelajaran Budaya Humanis Tzu Chi.
Semoga kegiatan ini dapat menginspirasi para orang tua di rumah untuk melakukan kegiatan yang sederhana agar dapat melatih motorik dan konsentrasi anak serta menciptakan hubungan yang erat demi kemajuan perkembangan anak secara utuh.
Penulis: Farida Hariyanto, S.Pd.