Manfaat Kegiatan Praktikum di Laboratorium pada Mata Pelajaran Kimia
Mata pelajaran kimia merupakan salah satu pelajaran yang harus dikuasai pada jenjang sekolah menengah atas (SMA). Peserta didik yang mengambil peminatan ilmu pengetahuan alam akan mempelajari mata pelajaran ini. Mata pelajaran ini menjadi salah satu aspek pendidikan sains yang kompleks dan mendalam.
Mata pelajaran ini masih dianggap pelajaran yang sulit dipahami karena materi yang diajarkan bersifat abstrak dan masih sebatas pemahaman dalam bentuk teori saja, namun kimia dapat ditemukan dalam fenomena yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Maka daripada itu diperlukan suatu pembelajaran yang dapat mengakomodasi atara teori dengan fenomena yang terjadi.
Kegiatan praktikum merupakan salah satu metode pembelajaran yang efektif untuk meghubungan pengetahuan kimia dimiliki dengan fenomena yang terjadi. Kegiatan ini dapat memberikan kesempatan peserta didik untuk menerapkan konsep-konsep teori dalam situasi yang nyata.
Terdapat beberapa alasan kenapa pelajaran kimia memerlukan aktivitas praktikum ini. Pertama, peserta didik dapat menerapkan dan mengaplikasikan secara nyata pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya dan mencari kebenaran dalam teori yang sudah mereka pahami. Sehingga materi yang diajarkan oleh guru dapat diingat dan dipahami secara seksama.
Kedua, praktikum dapat menambah kemapuan dalam ketrampilan peserta didik. Seperti menggunakan alat-alat kimia sesuai fungsinya, mempelajari teknik-teknik laboratorium dasar sebelum praktikum, dapat melakukan pengukuran dengan baik dan benar, mengetahui bahan-bahan yang digunakan dan penangganannya secara aman, bekerja secara sistematis sesuai dengan prosedur.
Ketiga, dengan praktikum diharapkan peserta didik dapat meningkatkan ketrampilan berpikir kritis. Hal ini dikarenakan kegiatan praktikum sering kali tidak berjalan sesuai dengan prosedur yang ada, atau hasil yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Maka peserta didik harus bisa memikirkan hal tersebut dan menangani masalah yang terjadi secara tepat.
Sebelum peserta didik masuk kedalam laboratorium untuk melakukan kegiatan praktikum, maka peserta didik perlu memahami metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan suatu prosedur atau cara pemecahan masalah dengan menggunakan langkah-langkah yang tersusun secara sistematis. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain:
1) merumuskan permasalahan, pada tahap ini peserta didik dapat mengidentifikasi permasalahan yang diberikan atau berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi.
2) menentukan hipotesis, pada tahap ini peserta dapat membuat dugaan sementara berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan sehingga pada tahap selanjutnya hipotesis ini akan terjawab benar atau tidaknya dugaan sementara yang telah dibuat.
3) observasi, pada tahap ini peserta didik bisa mencari informasi secara detail terkait permasalahan yang diberikan. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan wawancara narasumber yang sesuai, mengamati dan melihat.
4) membuat kerangka berfikir, pada tahap ini peserta didik dapat merancang percobaan yang akan dilakukan nanti atau peserta didik dapat menentukan variabel bebas, ikat dan kontrol dalam suatu percobaan yang sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat sebelumnya.
5) melakukan eksperimen, pada tahap ini peserta didik yang telah merancang percobaan dapat melakukan eksperimen sesuai prosedur yang telah dibuat. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk menjawab hipotesis yang dibuat serta melakukan secara sistematis sesuai dengan tahap-tahap yang telah ditentukan.
6) menganalisis data, pada tahap ini hasil eksperimen yang telah dilakukan akan dianalisis sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat sebelumnya dan apakah data yang diperoleh sesuai dengan dugaan yang telah dibuat sebelumnya.
7) membuat kesimpulan, pada tahap ini peserta didik membuat suatu kesimpulan yag sesuai dengan tujuan percobaan yang telah ditetapkan sebelumnya
8) mempublikasikan, pada tahap ini peserta didik perlu mempublikasikan hasil percobaan dalam bentuk laporan praktikum, karya ilmiah atau jurnal penelitian. Hal ini perlu dilakukan untuk memberitahukan informasi kepada peneliti-peneliti lain terkait percobaan yang dilakukan yang dapat menjadi referensi peneliti lain.
Peserta didik yang menjalankan metode ilmiah ini diharapkan memiliki kemampuan berpikir kritis dan bekerja secara sistematiis serta sesuai dengan tahapan yang ada agar terhindar dari kecelakaan kerja saat praktikum.
Penulis: Feby Unggul Andi Kaning Sejati, M.Pd.