Memanfaatkan Alam Sebagai Laboratorium Belajar Melalui Program Study Tour
Study tour atau wisata edukasi merupakan kegiatan pembelajaran di luar kelas yang diselenggarakan oleh sekolah dengan mengunjungi tempat-tempat yang berhubungan dengan materi pelajaran. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan siswa melalui pembelajaran di alam bebas, memanfaatkan lingkungan sebagai laboratorium belajar. Wisata edukasi ini dapat dilakukan dengan mengunjungi museum, tempat budaya, taman nasional, situs bersejarah, dan lokasi lain yang relevan.
SD Cinta Kasih Tzu Chi, sebuah sekolah berbasis Budaya Humanis yang unik dengan keberagaman suku, agama, dan bangsa dalam lingkungan yang harmonis, toleran, serta peduli terhadap pelestarian lingkungan, menyelenggarakan program study tour. Program ini merupakan bagian dari kegiatan kokurikuler, yang bertujuan untuk memperkuat, memperdalam, atau sebagai pengayaan mata pelajaran yang telah dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler. Kegiatan ini dilaksanakan oleh siswa-siswa dari berbagai kelas, mulai dari kelas 1 hingga kelas 5, dengan tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan kesesuaian mata pelajaran intrakurikuler.
Siswa-siswa kelas 5 memulai kegiatan study tour mereka dengan mengunjungi “D’Kandang Amazing Farm.” Kegiatan diawali dengan pengarahan dari Wakil Kurikulum, doa bersama, dan kemudian perjalanan menuju lokasi yang penuh keceriaan. Selama perjalanan, suasana di dalam bus menjadi meriah dengan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Lim Yohanes, seorang siswa SD Cinta Kasih Tzu Chi yang sempat viral di Trans7 dan DAAI TV serta media sosial lainnya. Setibanya di D’Kandang Amazing Farm, para siswa disambut oleh mentor yang siap membimbing mereka dalam berbagai aktivitas pembelajaran.

A. Belajar Kokedama (Seni Menghias Tanaman dari Jepang)
Kokedama adalah teknik menanam dari Jepang yang unik karena tidak menggunakan pot. Dalam teknik ini, tanaman ditempatkan dalam bola tanah, kemudian dibungkus dengan lumut (moss) dan diikat dengan tali. Para siswa diajarkan cara membuat kokedama dengan menggunakan bibit tanaman, tali nilon, dan sabut kelapa. Di bawah bimbingan mentor dari D’Kandang dan guru pendamping, setiap siswa berpraktik membuat kokedama dan membawa hasil karya mereka pulang.
B. Membuat Hidroponik
Hidroponik adalah metode budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media. Dalam kegiatan ini, siswa diajak untuk berpraktik membuat hidroponik sederhana dengan bimbingan dari para mentor dan guru pendamping. Mereka belajar bagaimana memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman tanpa media tanah, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
C. Membuat Stek
Stek adalah metode pembiakan vegetatif di mana bagian vegetatif tanaman, seperti batang, daun, atau akar, dipotong dan ditanam untuk tumbuh menjadi tanaman baru. Di D’Kandang, para siswa diajarkan cara membuat stek dari batang. Dengan media tanam berupa pot yang diisi tanah, siswa berlatih menanam stek di bawah bimbingan mentor dan guru.
Setelah semua praktik selesai, siswa juga diajak untuk melakukan ice breaking, berjalan-jalan mengelilingi wahana sekitar, seperti peternakan kambing, serta menikmati wahana permainan sebagai sarana refreshing. Kegiatan ini diakhiri dengan refleksi tentang pentingnya alam sebagai “laboratorium belajar” yang disediakan oleh Sang Pencipta, serta pentingnya menebarkan cinta kasih kepada seluruh makhluk dan melestarikan lingkungan. Seperti yang dikatakan oleh Master Cheng Yen, “Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.”
Penulis: Pahru, S.Pdi., M.Pd.