Minggu Produktif dengan Pelatihan Relawan Abu Putih Tzu Chi

Minggu Produktif dengan Pelatihan Relawan Abu Putih Tzu Chi

Minggu, 19 Januari 2025, di Aula Lantai 2 Gedung C Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, diadakan pelatihan relawan Abu Putih Tzu Chi. Pelatihan dengan tema “Benih Kebajikan Bertumbuh Menjadi Tak Hingga” ini dilaksanakan dari pukul 07:30-15:00. Peserta pelatihan Abu Putih berasal dari guru, staf sekolah, dan Daai mama.

Pelatihan dimulai pukul 07:30-08:00 untuk registrasi pendaftaran peserta yang mengikuti kegiatan Abu Putih ini. Sebelumnya, peserta juga sudah mengisi Google Form terkait kesediaan untuk hadir pada acara pelatihan Abu Putih ke-2. Absensi pada hari H ini bertujuan untuk mengonfirmasi jumlah kehadiran pada hari H.

Pembukaan acara pelatihan Abu Putih dilakukan pukul 08:00-08:10 dengan dilaksanakannya penghormatan terhadap Shi Gong Shang Ren sebanyak 3 kali, menyanyikan mars Tzu Chi, dan pembacaan 10 sila Tzu Chi secara serentak oleh setiap peserta dan pemateri acara pelatihan relawan Abu Putih ke-2. Acara dibuka dengan sangat apik oleh Ibu Maria Paksani selaku MC dengan menggunakan pantun yang menambah semangat dan keceriaan acara.

Materi pertama dibawakan oleh Puspa Shi Gu, dengan tema kisah dan kemandirian Master Cheng Yen. Pada materi ini, Puspa Shi Gu memberikan gambaran yang sangat gamblang terkait bagaimana kemandirian Master Cheng Yen dimulai sejak usia 11 bulan ketika Master Cheng Yen diadopsi oleh paman dan bibinya. Menjadi anak tertua dari pasangan suami istri tersebut membuat Master Cheng Yen harus menjaga adik-adiknya dan membantu pekerjaan kedua orangtuanya. Saat Master Cheng Yen berusia 15 tahun, ibunya mengidap penyakit maag akut yang membutuhkan pembedahan. Pada tahun 1952, pembedahan belum secanggih saat ini, di mana kebanyakan penyakit yang membutuhkan pembedahan berakhir dengan kematian. Hal ini tentunya menjadi momok bagi ibu Master Cheng Yen, sehingga beliau takut untuk melakukan pembedahan. Sebagai anak yang berbakti, Master Cheng Yen ikut sedih akan penyakit yang diderita ibunya, sehingga Master Cheng Yen berdoa kepada Buddha Avalokitesvara (Guan Yin Bodhisattva) untuk kesembuhan ibunya. Master Cheng Yen berjanji untuk menjadi vegetarian selama sisa hidupnya jika ibunya pulih. Dengan ajaibnya, saat dilakukan pemeriksaan oleh dokter yang menangani penyakit ibunya, penyakit ibu Master Cheng Yen sembuh tanpa adanya pembedahan. Akhirnya, Master Cheng Yen memenuhi sumpahnya dengan terus bervegetarian. Pada masa remajanya, Master Cheng Yen sering membantu pekerjaan ayahnya. Ayah Master Cheng Yen memiliki usaha teater, dan Master Cheng Yen kerap kali membantu ayahnya dan ikut dalam pekerjaan ayahnya. Suatu hari, ayah Master Cheng Yen mengatakan bahwa kepalanya pusing. Sebelumnya, ayah Master Cheng Yen memiliki riwayat penyakit darah tinggi. Gejala pusing memperparah kondisi ayah Master Cheng Yen, menyebabkan beliau pingsan. Ayah Master Cheng Yen pun dilarikan ke dokter dan ditangani, namun Master Cheng Yen memindahkan ayahnya ke rumah. Hal ini sangat fatal dilakukan, karena menurut dokter, seharusnya ayah Master Cheng Yen tidak boleh dipindahkan dulu. Hal ini menyebabkan ayah Master Cheng Yen meninggal dunia. Perasaan bersalah sangat melekat dalam hati Master Cheng Yen, hal ini melatarbelakangi keinginan Master Cheng Yen untuk tahu apa yang terjadi kepada ayahnya setelah kematian, dan membuat Master Cheng Yen mempelajari secara mendalam ajaran Buddha. Dari kisah yang dipaparkan oleh Puspa Shi Gu, para relawan dapat mengenal lebih dalam terkait masa kecil dan masa remaja Master Cheng Yen serta mengambil nilai baik dari kisahnya tentang kemandirian dan bakti seorang anak kepada orangtuanya.

Materi ke-2 dilaksanakan pukul 09:10-10:10 dengan tajuk “Galang Hati Galang Dana” yang dibawakan oleh Junaedi Shi Xiong. Materi ini membahas bagaimana cara menggalang hati melalui berdana, dan bagaimana tips dan trik cara mendapatkan donator untuk bersumbangsih bagi seluruh masyarakat di dunia. Karena sejatinya kita sebagai relawan harus menanamkan dalam diri dan dalam hati para donator bahwa berdana bukan tentang besar ataupun kecil, melainkan tentang konsistensi dan kemuliaan hati untuk tetap membantu sesama yang membutuhkan. Kita memang bisa membantu dengan tenaga, namun segala keperluan logistik untuk membantu sesama akan sulit terwujud tanpa adanya dana. Sama seperti 30 ibu-ibu rumah tangga yang selalu menyisihkan uang 5 sen tiap harinya ke dalam celengan bambu; 5 sen yang dianggap tak berharga jika dikumpulkan tiap hari dan dari banyak orang akan menjadi besar dan dapat membantu masyarakat yang membutuhkan.

Materi ke-3 dilaksanakan pukul 10:25-11:55 dengan tajuk “Menjalin Jodoh yang Baik Melalui Pelestarian Lingkungan” yang dibaw akan oleh Ahmad Bukhori Shi Xiong. Materi ini membahas isu-isu lingkungan yang ada di Indonesia, mulai dari banyaknya sampah yang diproduksi tiap harinya oleh masyarakat Indonesia, serta bagaimana pencapaian negara-negara maju untuk mendaur ulang sampah dengan alat yang sudah sangat canggih. Sementara itu, Indonesia masih belum mampu melakukan hal tersebut, sehingga hal kecil yang dapat kita lakukan namun memberikan dampak yang sangat besar adalah melakukan daur dan pemilahan sampah berdasarkan jenisnya. Pada materi kali ini, Ahmad Bukhori Shi Xiong tidak hanya memaparkan materi, melainkan mengajak semua peserta pelatihan relawan Abu Putih ke-2 untuk turut serta mempraktikkan cara pemilahan sampah. Dimulai dari mengelompokkan sampah sesuai jenisnya, mencopot label merek minuman plastik dan solasi pada kardus, serta memipihkan botol plastik. Hal ini merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi para peserta karena memberikan sensasi belajar secara langsung, yang nantinya diharapkan bisa dipraktikkan di rumah dan ditularkan kepada banyak orang. Karena sejatinya, kebiasaan baik harus ditularkan untuk mendapatkan dampak baik yang lebih besar.

Pelatihan relawan Abu Putih ke-2 ini juga dimeriahkan oleh penampilan isyarat tangan yang disuguhkan oleh seluruh guru unit SMP Cinta Kasih Tzu Chi. Isyarat tangan dengan judul “Shou Yu Ren Jian You Ai” ini ditampilkan dengan sangat indah oleh para guru unit SMP, dengan gerakan yang kompak dan formasi yang sangat apik. Untuk mendapatkan keindahan gerakan ini, tidak bisa dicapai secara instan; para guru unit SMP nyaris setiap hari berlatih isyarat tangan “Shou Yu Ren Jian You Ai”, sambil memaknai makna dari lagu, yaitu tentang cinta kasih di dunia. Lirik lagu yang bermakna dipadukan dengan keindahan isyarat tangan merupakan suatu harmoni yang sangat serasi. Para guru unit SMP juga ikut mengajarkan tiap gerakan dan makna tiap katanya kepada setiap peserta pelatihan Abu Putih ke-2 ini. Akhir tampilan ditutup dengan semua guru melakukan gerakan isyarat tangan “Shou Yu Ren Jian You Ai”.

Materi terakhir dibawakan oleh Edi Supeno Shi Xiong, dengan tajuk “Mensucikan Hati Manusia Melalui Misi Pendidikan.” Pada materi kali ini, Edi Supeno Shi Xiong menjelaskan cikal bakal misi pendidikan adalah dari misi kesehatan, di mana misi kesehatan membutuhkan tenaga medis seperti dokter dan perawat yang bekerja dengan cinta kasih. Untuk meningkatkan jumlah tenaga medis yang dibutuhkan, Master Cheng Yen memberikan gagasan untuk memberikan pendidikan berkualitas kepada masyarakat Hualien. Selain untuk meningkatkan tenaga medis, misi pendidikan ini merupakan hal mulia yang bisa memperbaiki prospek kerja masyarakat Hualien. Rumah Sakit Tzu Chi di Hualien, Taiwan, pertama berdiri pada tahun 1986, tiga tahun setelahnya sekolah Tinggi Keperawatan Tzu Chi didirikan. Pentingnya pendidikan juga disampaikan oleh Master Cheng Yen, yaitu:

“Peran pendidikan adalah untuk memberikan bimbingan yang tepat kepada anak-anak. Karena jika seseorang menyimpang dari jalan yang benar dalam hidup, akan membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga untuk mengembalikannya ke jalur yang benar. Karenanya, dalam mendidik anak-anak, kita harus mulai dengan pembentukan karakter. Jika yang muda tidak dibimbing ke arah yang benar, mereka tidak akan disiplin. Misi Pendidikan Tzu Chi, yang dimulai dari pendidikan usia dini hingga jenjang universitas, bertujuan untuk memelihara dan menumbuhkan anak-anak menjadi dewasa melalui pendidikan yang dipenuhi dengan cinta.” Dharma Master Cheng Yen.

Acara relawan Abu Putih ke-2 ditutup dengan sharing tentang materi hari ini dari tiga peserta pelatihan, pesan cinta kasih yang disampaikan oleh Timothy Shi Xiong, penayangan ceramah Master Cheng Yen, dan menyanyikan lagu “Cinta Damai” serta doa penutup. Acara hari ini berjalan dengan lancar, sesuai rundown, dan memberikan banyak sekali manfaat. Dengan menghadiri acara ini, para relawan Abu Putih menjadi lebih dekat dan lebih mengenal Master Cheng Yen, serta apa yang menjadi cita-cita Master Cheng Yen.

Penulis: Yeci Mey Linda, S.Pd.

Add a Comment

Your email address will not be published.