Tuntutlah Ilmu Sampai Ke Negeri China

Saat sebagian besar siswa telah meninggalkan sekolah pada Jumat sore, terlihat sekelompok siswa SMA yang masih berkumpul dan belajar bersama di kelas. Mereka adalah siswa kelas 11 yang mengikuti Figgy Class di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. Figgy Class adalah kelas tambahan bahasa Mandarin yang didirikan untuk membimbing siswa/i yang berencana melanjutkan pendidikan di China atau Taiwan setelah lulus SMA. Pendiri Figgy Class, Adi Kristanto Laoshi, yang telah berdedikasi sebagai pengajar bahasa Mandarin di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi selama lebih dari 10 tahun, menyadari bahwa seiring dengan pesatnya perkembangan China di berbagai sektor dunia, semakin banyak siswa yang berminat untuk berkuliah di China. Namun, berbagai kendala seperti ketidaktahuan tentang langkah awal untuk mendaftar dan mempersiapkan berkas, keterbatasan kemampuan berbahasa Mandarin, serta masalah finansial, seringkali menghalangi mereka untuk mewujudkan impian tersebut. Setelah berunding dengan pihak sekolah dan mendapat dukungan dari laoshi-laoshi lainnya, kelas bimbingan ini pun terbentuk dan mulai berjalan pada bulan Agustus 2023.

(Peserta Figgy Class berdiskusi dan mengerjakan latihan soal)

 

Asal mula penggunaan nama Figgy terinspirasi dari cerita seekor babi yang memiliki impian untuk terbang seperti burung di langit. Awalnya, ia merasa iri saat melihat kawanan burung yang dapat terbang dan menjelajahi dunia dengan bebas. Namun, ia kemudian bertekad untuk belajar dan mencari cara untuk dapat terbang seperti mereka. Dimulai dengan mengamati bagaimana burung mengepakkan sayap mereka, ia pun mencoba membuat sayap dari daun-daun dan tongkat. Meskipun menghadapi banyak rintangan, ia tidak pernah putus asa dan terus berjuang. Hingga suatu hari, ia berhasil mewujudkan mimpinya untuk terbang dan mengejutkan semua orang di desa. Begitu pula dengan peserta Figgy Class, diharapkan mereka juga memiliki impian, keberanian, dan tekad untuk mewujudkan mimpi mereka masing-masing.

Dengan mengikuti Figgy Class sejak memasuki SMA, para siswa dibimbing untuk memperdalam kemampuan bahasa Mandarin yang terfokus pada materi HSK (汉语水平考试) atau Ujian Profisiensi Bahasa Mandarin, yang juga dilengkapi dengan pengetahuan tentang budaya dan kehidupan di China atau Taiwan. Selain itu, laoshi pembimbing juga membantu siswa dalam mempersiapkan berkas-berkas yang dibutuhkan saat kelas 12.

Seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi dan teknologi di China, semakin banyak siswa yang tertarik untuk melanjutkan pendidikan di sana. Sebagai sekolah swasta yang mengedepankan pendidikan bahasa Mandarin, banyak alumni Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi yang telah berhasil melanjutkan studi di universitas luar negeri, termasuk di China dan Taiwan. Beberapa di antaranya bahkan berhasil mendapatkan beasiswa. Hal inilah yang menginspirasi salah satu peserta Figgy Class, Pricia. Berawal dari kecintaannya terhadap negeri Tirai Bambu dan cerita kakak laki-lakinya yang sudah berkuliah di China, ia pun bertekad untuk melanjutkan kuliah di 华侨大学 (Universitas HuaQiao) jurusan Finance.

Diharapkan, dengan berdirinya Figgy Class, semakin banyak siswa/i Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi yang memiliki kemauan dan tekad untuk berkuliah di negara-negara berbahasa Mandarin dapat mempersiapkan diri dengan matang, baik dari segi kemampuan bahasa maupun dokumen-dokumen kelengkapan lainnya.

Penulis: Dhammasuta