Menumbuhkan Semangat Kedisiplinan melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis SMP Cinta Kasih Tzu Chi

Kegiatan ekstrakurikuler adalah aktivitas yang dilakukan di luar jam pelajaran dengan tujuan mengembangkan minat dan bakat siswa. Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, disebutkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler termasuk bagian dari kegiatan pengembangan diri. Di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, termasuk unit SMP, terdapat setidaknya 15 cabang ekstrakurikuler untuk mewadahi bakat dan minat siswa, baik di bidang seni, bahasa, maupun olahraga. Bulutangkis merupakan salah satu cabang ekstrakurikuler tersebut.

Empat tahun terakhir, bulutangkis menjadi salah satu cabang ekstrakurikuler yang paling diminati oleh siswa. Setidaknya, tahun ini jumlah pendaftar ekstrakurikuler bulutangkis mencapai 70 siswa, dan kemudian terseleksi sekitar 40 siswa. Secara umum, siswa SMP Cinta Kasih Tzu Chi tertarik dengan kegiatan ekstrakurikuler ini karena olahraga ini cukup ringan, membuat siswa gembira, serta tidak melibatkan kontak fisik secara langsung. Hal ini membuatnya nyaman dan aman, terlebih saat pandemi beberapa tahun yang lalu, ketika aktivitas olahraga ini masih dimungkinkan karena siswa dapat menjaga jarak antar pemain.

Dalam ekstrakurikuler bulutangkis ini, tentunya juga terdapat program latihan selain bermain bulutangkis itu sendiri. Program ini bertujuan untuk mendukung kekuatan fisik dan kelincahan, baik tangan maupun kaki. Saat latihan, siswa harus disiplin, termasuk disiplin waktu. Ketidakdisiplinan dalam waktu kedatangan, misalnya, akan mengurangi waktu latihan karena ketidaksiapan dalam mengatur dan membagi aktivitas maupun belajar. Disiplin waktu juga berpengaruh terhadap mental siswa agar lebih siap dan lebih kuat menghadapi proses latihan, karena setelah proses latihan, mereka akan menghadapi lawan tanding, di mana dalam sebuah pertandingan hanya ada dua kemungkinan: menang atau kalah. Ini merupakan konsekuensi sportifitas sebuah pertandingan; menang tidak berarti selesai, dan kalah tidak berarti akhir. Semua akan kembali pada proses latihan lagi, di mana ada evaluasi terhadap kelemahan dan keunggulan yang menentukan bagaimana proses latihan berikutnya harus dijalani. Tim pelatih akan membantu siswa untuk berkembang dalam kedisiplinan latihan.

Selain disiplin waktu, juga terdapat disiplin diri, seperti halnya dalam menggunakan pakaian olahraga yang baik dan sesuai. Terkadang ada siswa yang tidak disiplin dalam hal pakaian, dan bagi siswa yang melanggar, pelatih secara tegas akan mengistirahatkan siswa tersebut dari latihan. Pakaian olahraga digunakan untuk keamanan dan kenyamanan siswa dalam setiap gerakan latihan. Oleh sebab itu, pakaian yang tidak sesuai bisa saja menjadi hambatan bahkan menimbulkan risiko dalam kegiatan.

Terakhir adalah disiplin sikap, yang berarti menjaga sikap dalam berkegiatan. Sikap yang baik mencerminkan karakter seseorang dan memiliki nilai lebih dari sekadar memiliki kemampuan yang baik namun dengan sikap yang kurang baik. Tidak diperbolehkan merendahkan kemampuan siswa lain, tidak diperbolehkan berkata kasar, rasis, jorok, atau hal-hal negatif lainnya. Tim pelatih secara tegas akan memberikan sanksi terhadap ketidakdisiplinan sikap jika terjadi. Hal ini tentunya berguna untuk menjaga siswa tetap dalam koridor pertumbuhan yang baik, baik secara fisik maupun mental.

Akhir dari artikel ini menguatkan kita semua untuk tetap selalu menjaga semangat dalam kegiatan apa pun dan di mana pun. Kesehatan fisik dan psikis harus senantiasa kita jaga, baik peserta didik maupun para guru sebagai tim pendamping dan pelatih. Keberhasilan dalam even perlombaan hanyalah bonus ketika sebuah proses sudah dilakukan dengan baik dan benar. Pada intinya, kedisiplinan merupakan kunci utama dalam setiap usaha kita meraih keberhasilan. Gan En.

Penulis : Agustinus Priantoro