Transformasi, Kreativitas, Dan Kebijaksanaan Pada Perayaan Imlek
Transformasi, Kreativitas, Dan Kebijaksanaan Pada Perayaan Imlek Tk Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng
Imlek merupakan perayaan hari besar keagamaan bagi umat Khonghucu. Mereka merayakannya dengan mengadakan upacara sembahyang untuk mengucap syukur atas anugerah Tuhan yang memberikannya kesempatan untuk memasuki tahun yang baru dengan harapan membawa perubahan yang lebih baik dari tahun yang telah berlalu.
Pada umumnya, kebiasaan masyarakat Tionghoa, tahun baru Imlek dirayakan dengan berbagai cara, seperti berkumpul dengan seluruh keluarga besar, mengenakan baju baru, bagi-bagi angpao, dan dekorasi rumah dengan ornamen khas Imlek dengan nuansa warna merah seperti lampion dan pohon kumquat yang menjadi simbol penting dalam perayaan tahun baru Imlek.
Pohon kumquat yang menyimbolkan keberuntungan dan kesejahteraan, ditanam di dalam rumah atau di luar ruangan selama perayaan Imlek untuk menarik keberuntungan dan kebahagiaan ke dalam rumah dan sekitarnya. Hari raya Imlek adalah hari yang dinantikan umat Tionghoa karena menandakan awal dari tahun pertanian baru yang penuh harapan akan hasil yang melimpah, yang diwarnai shio Ular dengan elemen Kayu, yang mengartikan membawa pesan mendalam tentang transformasi, kreativitas, dan kebijaksanaan. Dalam budaya Tionghoa, Ular melambangkan kecerdikan dan intuisi, sementara elemen Kayu melengkapi dengan kekuatan pertumbuhan dan harmoni.
Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng mengadakan perayaan Tahun Baru Imlek pada hari Senin, 3 Februari 2024, untuk siswa-siswi KB, TK, SD, SMP, SMA, dan SMK. Untuk memeriahkan perayaan tahun baru Imlek, siswa-siswi Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi mengenakan baju ceongsam yang menjadi penanda identitas wanita Tionghoa atau nuansa merah, karena warna merah telah menjadi simbol kuat dalam perayaan Imlek dan menjadi warna yang membawa harapan serta semangat baru bagi tahun yang akan datang.
Pada perayaan Imlek, acara diramaikan oleh pertunjukan Barongsai yang terdiri dari dua singa dan beberapa alat musik yang diperankan dan dimainkan oleh siswa-siswi SMA dan SMK Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Terlihat keceriaan dan kebahagiaan siswa-siswi ketika menyaksikan pertunjukan barongsai di lapangan sekolah, demikian juga saat siswa-siswi memasukkan angpao ke mulut barongsai, dan tidak ada satupun anak-anak yang merasakan ketakutan, melainkan rasa semangat yang tinggi untuk memberikan angpao.
Seperti yang kita ketahui, pertunjukan barongsai menjadi tradisi perayaan hari raya Imlek, karena barongsai memiliki arti keberuntungan dan simbol persatuan. Barongsai juga dipercaya dapat mengusir roh jahat serta menarik keberuntungan. Tak heran, jika masyarakat Tionghoa dianjurkan untuk menyaksikan pertunjukan barongsai Imlek agar mendapatkan energi baik sekaligus keberuntungan. Selain itu, angpao merupakan simbol kepedulian sesama, bentuk kepedulian, dan berbagi kegembiraan antar-sesama.
Setelah menyaksikan pertunjukan barongsai, aktivitas anak-anak KB-TK selanjutnya ialah membuat lampion sederhana bersama-sama dengan berbahan dasar kertas warna dan botol mineral yang sudah tidak terpakai di kelas mereka masing-masing. Mulai dari proses menggunting, menempel, dan menghias, anak-anak membuat lampion dengan penuh kegembiraan, karena seperti yang kita ketahui, penerangan dari lampion pada perayaan tahun baru Imlek melambangkan harapan agar kehidupan di tahun yang baru dipenuhi dengan cahaya kebahagiaan dan kemakmuran.
Pada akhir kegiatan perayaan tahun baru Imlek, siswa-siswa makan bersama dengan membawa berbagai makanan kecil khas Imlek dari rumah mereka masing-masing untuk dimakan bersama-sama. Makan bersama atau tuan nian fan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan saat merayakan hari raya Imlek yang disimbolkan sebagai pengikat, pemersatu, dan perekat hubungan keluarga.
Penulis: Marcella Sembiring