Sekolah Budi Pekerti

Pendidikan identik dengan perilaku, tingkah laku, kepedulian, kemajuan, kecerdasan, moralitas, dan etika. Keberhasilan pendidikan akan membawa peradaban bagi individu, masyarakat, dan bangsa. Begitu pun juga dengan kegagalan pendidikan yang akan menggerus peradaban. Pendidikan menjadi harapan besar untuk mewujudkan keberlangsungan peradaban manusia.

Pendidikan diupayakan selaras dengan harapan besar masyarakat. Berbagai lembaga pendidikan yang ada tentu akan berusaha untuk menyelenggarakan pendidikan dengan berbagai cara. Meningkatkan sarana dan fasilitas pendidikan, meningkatkan kualitas guru, membimbing, mengarahkan peserta didik untuk bereksplorasi, memfasilitasi penanaman budi pekerti kepada peserta didik, menjalankan kebijakan-kebijakan dari dinas pendidikan, serta menjalin hubungan baik dengan wali murid merupakan hal yang bisa dilakukan oleh lembaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang mengarah pada peradaban masyarakat.

Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi menjadi salah satu lembaga pendidikan yang memiliki fasilitas dan sarana yang lengkap dan memadai, serta gedung yang megah dengan keamanan dan ramah lingkungan. Sekolah ini selalu berusaha meningkatkan kualitas guru melalui berbagai pelatihan seminar, bedah buku, yang dilakukan secara rutin dengan melibatkan pakar yang kompeten, baik yang dilakukan oleh satuan pendidikan sekolah, yayasan, maupun lembaga lain. Lembaga sekolah ini juga selalu berkoordinasi dengan dinas pendidikan terkait dengan implementasi kurikulum dan pelaksanaan pembelajaran. Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi sangat konsen dengan peserta didik, terutama dengan tutur kata, cara berpakaian, kebersihan terhadap sampah, kedisiplinan, ketertiban, kepedulian, dan budi pekerti yang diajarkan secara khusus. Di sekolah ini juga berupaya menjalin hubungan baik dengan wali murid, selalu terbuka terhadap saran dan masukan dari orang tua peserta didik. Orang tua peserta didik diberikan kesempatan untuk berkolaborasi saat ada kegiatan penunjang pembelajaran.

Nah, yang menarik dan menonjol dari Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi ini adalah penekanan pada budi pekerti dari semua warga sekolah. Tak heran jika semua warga sekolah dituntut untuk selalu memiliki budi pekerti yang luhur. Peserta didik diberikan pendidikan budi pekerti secara berkala melalui sekolah budi pekerti yang diadakan setiap dua pekan sekali. Melalui sekolah budi pekerti, peserta didik diberikan budi pekerti cara makan/minum, menyajikan teh, kesopanan, tata cara berpakaian, tata cara berpenampilan, welas asih, dan cinta kasih terhadap sesama. Mereka juga diajarkan untuk peduli kebersihan dan memanfaatkan barang bekas agar memiliki nilai, serta kepedulian terhadap lingkungan dan bersih dari sampah. Sekolah yang menerapkan budi pekerti ini menjadikan sekolah ini banyak peminatnya dari masyarakat. Sejak berdiri tahun 2003, sekolah ini tak pernah sepi dari peminat. Masyarakat banyak yang tertarik dan mendaftarkan anaknya untuk dapat bersekolah di lembaga ini.

Salah satu hal yang lebih menarik lagi adalah saat pembagian hasil belajar (pembagian rapor) semester. Kalau di lembaga pendidikan lain, rapor diberikan oleh guru kepada orang tua/wali peserta didik. Di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, rapor diberikan peserta didik langsung kepada orang tua/wali peserta didik melalui prosesi. Penyerahan rapor dengan melalui prosesi menjadi wujud dan bentuk untuk menumbuhkan perkembangan budi pekerti, etika, dan moralitas. Selain itu, juga menambah rasa sayang dan membangun kedekatan secara personal antara anak dan orang tua.

Bagaimana tidak membangun kedekatan secara personal, bisa dibayangkan dengan suasana hening, hikmat, dan iringan musik yang menyentuh hati. Orang tua bisa memandang anak dengan tulus tanpa berucap apapun, sambil meresapi perkembangan pertumbuhan, menatap dengan kasih, tergambar dengan jelas dalam hati, kelucuan, keceriaan, suara merengek, kenakalan, dan tangisan anak. Saat memandang anak, orang tua bisa ingat saat marah kepada anak gara-gara kesalahan kecil, seumpama menjatuhkan barang, berteriak saat bermain, belum mandi, dan hal lain yang pernah membuat orang tua marah. Adanya kesempatan memandang anak dengan penuh kasih memberikan kesempatan kepada orang tua untuk merefleksikan diri. Kadang orang tua marah karena anak melakukan hal-hal sepele dan tidak mau melakukan hal-hal yang diperintahkan orang tua, yang menyebabkan anak menangis. Derai air mata anak yang mengalir dari kelopak mata membasahi pipi yang begitu mungil. Namun, senangis apapun anak, entah itu karena dicubit, dipukul, atau dimarahi, mereka tetap ingin memeluk dan dibelai oleh orang tua sebagai tanda permaafan. Segala hal yang diingat tersebut bisa tergambar jelas saat prosesi penyerahan rapor.

Begitu pun anak, saat diberikan kesempatan melihat orang tua dengan hikmat, teduh, anak akan merasakan kedamaian, perlindungan, dan kenyamanan berkat hadirnya sosok orang tua yang tangguh dan membanggakan. Segala pengorbanan orang tua, jerih payah, pahit getir, diberikan untuk perkembangan dan keberhasilan anak. Lebih-lebih saat saling beradu pandang, kedua hati antara orang tua dan anak, sejenak namun sangat berarti, sungguh sangat mengharukan dan sangat terasa nyaman serta damai dalam tatapan.

Sungguh, penyerahan rapor yang sangat indah dan terlihat sakral, karena bisa menghadirkan tautan kedua hati yang penuh emosional, sedih, bangga, bercampur dengan kebahagiaan. Terlepas dari suasana yang dirasakan oleh masing-masing orang (orang tua dan anak), prosesi penyerahan rapor di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi yang digagas oleh Shi Gu Pouping sejak 2019 perlu dilanjutkan dan dikembangkan. Kenapa harus dilanjutkan dan dikembangkan?

  1. Menjadi wujud implementasi budi pekerti anak terhadap orang tua sesuai yang sudah diajarkan di sekolah.
  2. Menjadi waktu yang indah bagi orang tua dan anak, yang mungkin tidak didapatkan di rumah.
  3. Memupuk kebersamaan dan kasih sayang antara orang tua dan anak.
  4. Menjadi ciri pembeda dengan lembaga pendidikan sekolah lain.
  5. Guru bisa melihat tingkat hubungan antara orang tua dan anak.

Momen prosesi pembagian rapor seperti yang telah dilakukan akan menjadi pengalaman dan kesan yang sangat baik dan akan dirindukan oleh orang tua. Anak akan termotivasi untuk menjalani budi pekerti dan pendidikan sehingga terwujud peradaban manusia yang lebih unggul.

Penulis: Sri Juliastuti