Kebiasaan yang Mengubah Kepribadian

Jika kita mendengar kata kepribadian, sering kali yang langsung muncul di benak adalah sifat-sifat orang terkait atau langsung menanyakan hasil tes MBTI, sebagai tes yang paling lumrah digunakan untuk masyarakat luas. Menurut ilmuwan psikologi Sigmund Freud, kepribadian manusia terdiri dari tiga komponen, yaitu: Id (bagian primal yang mengatur kebutuhan primitif manusia, yaitu makan, tidur, dan berkembang biak), lalu ada Ego (bagian yang mengatur pikiran logis dan rasional), dan Superego (bagian yang menganalisis pikiran dari Id dan Ego menjadi tindakan yang benar atau salah). Ketiga hal yang dirumuskan dapat menjelaskan sebagian besar pola pikir dan tindakan manusia, namun secara teori, kepribadian manusia yang cukup rumit dan kompleks membuat teori psikologi terus berubah-ubah. Mobilitas dan perkembangan era juga membuat perubahan signifikan dalam kehidupan manusia yang tentunya berpengaruh dalam adaptasi manusia untuk membuat kepribadian dapat berjalan harmonis sesuai perubahan lingkungan di sekitar.

Jika disederhanakan, kepribadian manusia ibarat tren yang berubah sesuai era dan perkembangan usianya. Namun, juga ada beberapa faktor yang membuat satu atau dua sifat konsisten dari waktu ke waktu dan perilaku yang berulang, walaupun manusia sudah hidup bertahun-tahun. Hal inilah yang biasa disebut dengan kebiasaan. Melalui kebiasaan inilah yang akan membawa perubahan pola pikir, cara bersikap, hingga mengubah kepribadian seseorang dalam rentang waktu yang lama. Kebiasaan umumnya diawali dengan hanya berupa perilaku sederhana, namun membawa dampak yang positif bagi individu yang melakukannya, karena itu membuat individu melakukan terus hal yang sama dengan harapan hasil positif akan terus didapatkan. Contohnya, seorang yang menanam pohon dan mendapatkan buah yang memuaskan baginya, lalu mulai mengembangkan kebiasaan menanam hingga mengubah kepribadiannya menjadi seorang yang peduli dengan alam. Kebiasaan ini juga membawa perubahan menjadi pikiran yang lebih konsisten dan membawa perasaan akan kepuasan diri sendiri.

Kebiasaan juga tidak hanya terbatas pada perilaku positif, tetapi juga perilaku negatif yang membawa dampak buruk jika terus dilakukan tanpa adanya perubahan. Kebiasaan buruk biasanya tumbuh dari rasa kecewa, kurang motivasi, dan tidak adanya dampak konsekuensi yang signifikan mempengaruhi individu. Perilaku negatif yang terus berulang juga akan mempengaruhi kepribadian individu dan akan sulit berubah jika dilakukan dari usia anak-anak hingga dewasa. Contohnya, seorang yang membuang sampah sembarangan dan tidak mendapatkan teguran, sehingga berpikir jika tindakannya merupakan sesuatu yang dapat diterima, sehingga mengembangkan kepribadian yang apatis terhadap alam. Kebiasaan buruk yang terus berlanjut akan membutuhkan usaha lebih jika ingin mengubahnya, terutama jika sudah masuk dalam pola pikir yang tertanam dalam individu tersebut. Membutuhkan konsekuensi nyata yang akan berdampak negatif sangat besar jika benar-benar ingin membuat individu tersadar akan cara, pikiran, dan perasaannya yang salah untuk dilakukan selama ini.

Sebagai insan Tzu Chi, penting bagi kita menyadari tindakan, sekecil apapun, akan membawa dampak perubahan pada diri sendiri. Karena itu, akan baik jika kita terus merefleksikan apakah perilaku yang akan kita jadikan kebiasaan membawa kepribadian kita akan semakin baik dan penuh cinta kasih terhadap sesama serta melestarikan bumi.

Penulis: Tyas Karina