Guru di Era Digital
Keberadaan guru di masa sekarang ini masih sangat diperlukan. Bahkan, keberadaan guru menjadi salah satu faktor penentu dari kemajuan bangsa, terutama di bidang pendidikan. Tak heran jika guru selalu menjadi bahan perbincangan dan diskusi di ranah pemerintah, pegiat pendidikan, pelaku pendidikan, dan pengguna pendidikan.
Lalu, bagaimana dengan posisi guru di era teknologi digital saat ini? Kemajuan teknologi digital tak akan mengurangi fungsi guru itu sendiri. Kemajuan teknologi digital hanya membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Fungsi guru yang pokok adalah membentuk siswa agar mempunyai karakter dan budi pekerti yang luhur yang sesuai dengan nilai-nilai moralitas bangsa Indonesia. Menanamkan budi pekerti dan karakter tidak bisa digantikan oleh teknologi secanggih apapun.
Secanggih apapun teknologi, tetap saja teknologi tidak mempunyai hati, perasaan, empati, simpati, dan rasa kemanusiaan terhadap peristiwa-peristiwa di sekitarnya. Nah, seorang guru dalam menjalankan peran dan fungsinya tentu harus menggunakan karakter hati, perasaan, empati, simpati, dan rasa kemanusiaan. Semua itu tidak dimiliki oleh teknologi, sekalas AI (Artificial Intelligence) pun tidak memilikinya. Besarnya tanggung jawab dan peran guru dalam mendidik dengan menggunakan karakter dan keluhuran budi menjadikan guru harus senantiasa meningkatkan, memperbaharui, dan membudayakan karakter serta budi pekerti dalam berperilaku dan mendidik, baik di rumah tangga, di sekolah, maupun di tengah-tengah masyarakat.
Dalam berbagai kehidupan, seorang guru tidak hanya sekadar dapat memberikan contoh teladan, namun harus benar-benar bisa menjadi teladan. Realitasnya, harus diakui masih ada oknum guru yang tidak bisa dijadikan teladan. Oknum guru yang tidak bisa menjadi teladan bukan menjadikan fungsi dan peran guru harus dihilangkan, justru harus ditingkatkan dan selalu diberikan kesempatan untuk meningkatkan dan memperbarui karakter yang lebih kuat dan baik.
Seorang guru yang bekerja dilandasi dengan karakter, jiwa ikhlas, dan penuh tanggung jawab tidak membutuhkan pengakuan secara formal dari teman sejawat, murid, orang tua wali murid, dan lembaga penyelenggara pendidikan. Dia akan mendedikasikan pekerjaannya untuk keyakinan, kemaslahatan, dan kemajuan pendidikan.
Upaya-upaya guru yang bisa dijadikan teladan bagi penanaman dan pengembangan karakter serta budi pekerti di antaranya menyapa (menyambut siswa), menjaga kebersihan/membersihkan lantai (menyapu dan mengepel), senyum dan ramah, menghindari tutur kata yang kasar, meminta maaf terhadap kesalahan, tidak mengulang kesalahan yang sama, duduk tertib, mengantre, memakai seragam yang sopan, dan selalu belajar demi pengembangan pengetahuan dan karakter.
Bisa saja murid pintar dengan penguasaan pengetahuan melalui teknologi, namun penguasaan pengetahuan teknologi harus dibarengi dengan karakter dan budi pekerti yang luhur, sehingga penggunaan teknologi tidak menyesatkan dan merugikan kemanusiaan. Maka, guru harus membimbing dan menjadi teladan bagi murid di masa digital sekarang ini.
Penulis: Sri Juliastuti