Art Therapy Bagi Siswa
Oleh: Lusia Harsiti, S.Pd
Salah satu kegiatan menarik yang dilakukan oleh siswa-siswi kelas 5 Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi dalam pelajaran Bimbingan dan Konseling adalah Art Therapy. Art Therapy merupakan perpaduan dua disiplin ilmu, yaitu kesenian dan psikologi, yang menghasilkan suatu teknik menarik yang dapat membantu seseorang dalam mengatasi permasalahan dalam diri.
Art Therapy pertama kali ditemukan oleh Adrian Hill pada tahun 1940. Menurutnya, art therapy bisa membantu melepaskan emosi terpendam yang sulit diungkapkan oleh seseorang dan mampu mengurangi beban psikis, mengatasi beberapa masalah seperti konsentrasi belajar, kecemasan, serta membuat seseorang menjadi lebih rileks, mengelola emosi, dan meningkatkan kontrol diri yang rendah.
Dalam kegiatan ini, siswa membawa pensil warna dari rumah, dan guru membagikan kertas mewarnai. Kegiatan ini mengarahkan siswa untuk mewarnai gambar, dan tentunya sangat menarik karena siswa-siswi dapat mengembangkan kreativitas dan daya cipta dalam memadukan warna. Dalam kegiatan mewarnai, pemilihan warna dapat membantu siswa dalam mengekspresikan perasaannya. Kegiatan ini tentunya juga menjadi sarana belajar bagi siswa dalam mengatur dan mengelola diri sendiri.
Saat kegiatan ini berlangsung di dalam kelas, siswa-siswi dengan penuh keheningan fokus mewarnai sambil mendengarkan instrumen musik teduh. Dengan penuh ketelitian, siswa mewarnai dengan sangat indah. Perpaduan warna yang mereka pilih seolah-olah menjelaskan perasaan yang sedang dirasakan.
Setelah selesai mewarnai, siswa saling memperlihatkan gambar kepada teman-teman sekelas. Guru bertanya bagaimana perasaan mereka sebelum mewarnai dan setelah mewarnai. Sebagian besar siswa mengaku merasa lebih senang dan rileks. Tentu saja, hal ini benar-benar membuktikan bahwa art therapy sungguh efektif membantu dalam melepaskan emosi yang terpendam sehingga seseorang bisa merasa lebih senang dan lebih rileks.