Bahasa Mandarin dalam Kegiatan Pertukaran Pelajar Tainan Tzu Chi Senior High School dan SMK Cinta Kasih Tzu Chi
Dengan menggunakan bahasa Inggris dan Mandarin sebagai media komunikasi utama, program ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk meningkatkan keterampilan berbahasa asing. Dalam kegiatan daring, kami membuka dua ruang kelas, masing-masing adalah kelas yang menggunakan Bahasa Inggris dan kelas yang menggunakan Bahasa Mandarin. Dalam tulisan ini, saya hanya menceritakan hal-hal menarik dalam interaksi di kelas Bahasa Mandarin.
Pertukaran siswa ini dirancang untuk mendorong pemahaman yang lebih dalam terhadap budaya masing-masing. Melalui presentasi dan diskusi interaktif, siswa dari kedua sekolah memiliki kesempatan untuk memperkenalkan budaya lokal mereka. Siswa Tainan berbagi tentang nilai budaya, sistem pendidikan, serta nilai-nilai kemanusiaan Tzu Chi yang mereka praktikkan di sekolah. Di sisi lain, siswa dari SMK Cinta Kasih Tzu Chi memperkenalkan kegiatan rutin yang kami jalankan di sekolah, dimulai dari kegiatan harian, bulanan, sampai kegiatan tahunan yang mencerminkan kearifan lokal serta keberagaman budaya Indonesia.
Pada tanggal 21 November 2024, Tainan Tzu Chi Senior High School dan SMK Cinta Kasih Tzu Chi (SCKTC) sukses mengadakan pertemuan daring melalui platform Zoom. Pertemuan ini bertujuan mempersiapkan kegiatan bertema “Sekolah dan Budaya Lokal” yang dijadwalkan berlangsung pada 17 Januari 2025. Program ini mencerminkan komitmen kedua sekolah untuk membangun kolaborasi internasional yang berkelanjutan di bidang pendidikan, memperkuat hubungan budaya, membentuk generasi muda yang memiliki wawasan global, serta meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin.
Pada tanggal 17 Januari 2025, suasana di kedua sekolah begitu sibuk dan penuh antusias. Di Tainan, Taiwan, para siswa Tainan Tzu Chi Senior High School berkumpul di dua ruang konferensi, mempersiapkan diri untuk acara besar yang sudah mereka nantikan. Sementara itu, di Cengkareng, Jakarta, siswa SMK Cinta Kasih Tzu Chi duduk di depan layar aula B lantai 2 dan lantai 4, memastikan koneksi Zoom berjalan lancar. Pagi itu, kami akan mengadakan Pertukaran Siswa secara Daring—sebuah momen berharga di mana dua sekolah dan dua budaya bertemu, berbagi cerita, dan saling belajar dari kedua belah pihak.
Tepat pukul 10:00 waktu Taiwan (09:00 WIB), layar Zoom mulai menampilkan wajah-wajah penuh semangat dari kedua belah pihak. Saya mulai mengambil alih untuk meminta semua peserta untuk berdoa terlebih dahulu, setelah itu memberikan penghormatan kepada Master Cheng Yen (Shi Gong Shang Ren), setelah itu baru mengundang moderator dari kedua pihak untuk memulai acara kami. Miss Eleane Tsai, moderator dari Tainan Tzu Chi Senior High School, dan Miss Yulie, moderator dari SMK Cinta Kasih Tzu Chi, membuka acara dengan senyum hangat.
“Selamat pagi untuk semua peserta dari Taiwan dan Indonesia. Hari ini, kita berkumpul untuk mempererat persahabatan melalui pertukaran budaya dan berbagi tentang kehidupan di sekolah masing-masing,” sapa Miss Yulie dengan ramah, diikuti salam dari moderator Tainan Tzu Chi Senior High School untuk kami semua.
Selanjutnya, acara pun dimulai dengan sambutan dari Bapak Edi Supeno, Kepala Sekolah SMK Cinta Kasih Tzu Chi. Dengan suara tenang dan penuh semangat, beliau menyampaikan rasa terima kasih atas kesempatan untuk menjalin kerja sama internasional. “Kami sangat senang bisa bertemu dengan teman-teman dari Tainan. Melalui acara ini, saya berharap siswa kami dapat belajar banyak hal baru dan memperluas wawasan mereka tentang budaya Taiwan,” ujar Bapak Edi dengan bangga.
Setelah itu, giliran Bapak Yao Zhihua, Kepala Sekolah Tainan Tzu Chi Senior High School, memberikan sambutannya. Beliau menekankan pentingnya memahami dan menghormati keberagaman budaya di tengah dunia yang saling terhubung ini. “Kami sangat mengapresiasi kolaborasi ini. Pertukaran budaya seperti ini adalah kesempatan berharga bagi siswa kami untuk mengenal dunia luar dan membangun hubungan persahabatan yang lebih luas,” kata Bapak Yao dengan penuh semangat.
Tak kalah menarik, siswa dari Tainan Tzu Chi Senior High School juga mempersembahkan penampilan main gendang dan permainan alat musik tradisional. Melodi yang lembut memenuhi ruangan virtual, menciptakan suasana yang menyentuh hati dan mempererat hubungan budaya di antara mereka.
Setelah pertunjukan, moderator mengajak semua peserta untuk berfoto bersama secara virtual. Dalam hitungan ketiga, layar Zoom dipenuhi senyum ceria dari kedua belah pihak—sebuah momen bersejarah yang diabadikan dalam gambar. Memasuki sesi utama, para siswa dibagi ke dalam dua ruang kelas berdasarkan bahasa yang digunakan. Ruang 1 menggunakan Bahasa Inggris, sedangkan Ruang 2 menggunakan Bahasa Mandarin. Setiap ruang diisi oleh lebih dari 30 siswa yang antusias untuk berbagi dan belajar bersama.
Di Ruang 2, siswa dari Tainan mempresentasikan tradisi khas Taiwan, seperti Festival Lentera, Upacara Kesejahteraan Musim Gugur, Kuliner Taiwan, dan kegiatan sekolah mereka. Mereka juga berbagi cerita tentang kegiatan relawan di bawah naungan Yayasan Buddha Tzu Chi, yang mengajarkan nilai cinta kasih dan kepedulian sosial. Sementara presentasi dari pihak kami, dibantu oleh Venecya dan Janice, siswa kelas 10 AKL. Kami memaparkan kegiatan-kegiatan harian di sekolah dan kegiatan tahunan kami, seperti Perayaan HUT RI di bulan Agustus, LDKS di bulan September, Study Tour dan bulan Bahasa di bulan Oktober, Hari Guru di bulan November, pekan olahraga setelah Ujian semester di bulan Desember. Di semester genap, kami memberikan contoh kegiatan tahun 2024, seperti Humanistic Culture of Tzu Chi and Mandarin Week 2025 di bulan Februari, yang spesial perayaan hari Kartini dan hari batik, semua warga sekolah memakai pakaian batik dan kebaya, selanjutnya kegiatan Hardiknas di bulan Mei, terakhir adalah perayaan agama di sekolah. Setelah memaparkan kegiatan di sekolah, kami juga memperkenalkan Tarian Nusantara yang lebih terkenal, serta budaya Betawi.
Setelah sesi pemaparan, kami memasuki sesi tanya jawab yang terjadwal selama 10 menit, ternyata kami harus menggunakan waktu 25 menit baru terpaksa dihentikan, karena banyak sekali hal yang membuat para murid penasaran akan kedua belah pihak, sehingga banyak sekali pertanyaan yang dilontarkan. Sesi ini termasuk yang paling seru.
Setelah sesi tanya jawab yang mendalam, kedua kelompok kembali ke ruang utama untuk sesi penutupan. Dalam momen ini, perwakilan siswa dari kedua sekolah berbagi refleksi mereka. Seorang siswi dari SMK Tzu Chi Cinta Kasih atas nama Nico 12 PPLG2 menyampaikan kesannya, “Hari ini, saya belajar banyak tentang budaya Taiwan dan merasa sangat senang bisa mengenal teman-teman baru. Saya berharap bisa bertemu langsung suatu hari nanti.” Di akhir acara, semua peserta mengucapkan terima kasih dan mengabadikan momen terakhir melalui sesi foto bersama. Senyum kebahagiaan terlihat jelas di wajah kami semua, menandakan bahwa meskipun jarak memisahkan, persahabatan dan semangat belajar tetap menyatukan hati.
Kesimpulan dan Harapan
Program pertukaran pelajar antara Tainan Tzu Chi Senior High School dan SMK Cinta Kasih Tzu Chi telah memberikan pengalaman berharga bagi seluruh peserta. Melalui kegiatan ini, siswa dari kedua sekolah tidak hanya meningkatkan keterampilan berbahasa asing, tetapi juga memperdalam pemahaman mereka terhadap budaya masing-masing. Presentasi interaktif, diskusi, serta berbagai pertunjukan seni telah menciptakan suasana yang penuh semangat dan kebersamaan.
Salah satu aspek paling berkesan dari kegiatan ini adalah bagaimana siswa dapat berinteraksi secara langsung dalam bahasa Inggris dan Mandarin, yang mendorong mereka untuk lebih percaya diri dalam berkomunikasi. Selain itu, sesi tanya jawab yang berlangsung lebih lama dari yang dijadwalkan mencerminkan antusiasme dan ketertarikan mendalam para siswa terhadap budaya satu sama lain. Melalui interaksi langsung, siswa dapat mengatasi hambatan dalam menggunakan bahasa asing. Mereka menjadi lebih percaya diri dalam berkomunikasi dan memperluas kosa kata mereka melalui pengalaman langsung.
Penulis: Junaidi (SMK)