Inklusif dan Kolaboratif, Pembelajaran Voli SMA Cinta Kasih Tzu Chi

Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan atau penjasorkes menjadi salah satu mata pelajaran yang paling dinanti oleh siswa. Hal ini disebabkan oleh pendekatan penjasorkes yang lebih menitikberatkan pada praktik daripada teori, sehingga siswa dapat belajar dengan cara yang lebih aktif dan eksploratif. Alih-alih duduk di bangku kelas dan mencatat teori atau menghafal rumus, siswa dapat langsung terjun ke lapangan dan belajar melalui berbagai gerakan. Di SMA Cinta Kasih Tzu Chi, pembelajaran penjasorkes dirancang untuk memberikan siswa pemahaman serta pengalaman yang menyeluruh dan mendalam dalam berbagai bidang. Materi yang diajarkan mencakup atletik, permainan bola, kebugaran jasmani, pertolongan pertama (P3K), serta edukasi mengenai pergaulan sehat dan pencegahan penyakit menular seksual.

Dalam pembelajaran olahraga, meskipun disukai oleh siswa, tidak semua siswa ingin berpartisipasi dalam kegiatan praktik. Beberapa siswa, terutama yang tidak memiliki ketertarikan atau hobi dalam bidang olahraga, cenderung memilih untuk duduk di pinggir lapangan. Oleh karena itu, guru bidang studi harus memutar otak dan memikirkan pendekatan yang efektif bagi semua siswa. Di SMA Cinta Kasih Tzu Chi, guru bidang studi penjasorkes merancang pembelajaran sedemikian rupa supaya siswa bukan hanya memiliki keterampilan olahraga, tetapi juga membentuk karakter siswa dalam hal kerjasama, saling mendukung, serta memanfaatkan kesempatan belajar yang setara di antara mereka.

Hal ini dapat terlihat dari respon siswa terhadap metode pengajaran yang digunakan oleh guru yang bersangkutan. Dean Giorgio, siswa yang duduk di bangku SMA kelas 11, mengatakan bahwa pembelajaran olahraga di kelas menyenangkan dan menjadi salah satu kegiatan yang paling dinantikan. “Sekarang belajar olahraga lebih seru, meskipun mungkin saya tidak merasa mahir dalam bidang olahraga seperti bermain voli, namun setiap siswa diberikan kesempatan yang sama dan setara untuk belajar,” ujar Dean setelah melaksanakan praktik permainan bola voli di kelas.

Di fase F kurikulum Merdeka, ada beberapa tujuan pembelajaran yang diharapkan akan dicapai oleh siswa/i SMA Cinta Kasih Tzu Chi, salah satunya yakni permainan bola besar, voli. Guru penjasorkes SMA Cinta Kasih Tzu Chi, Victor Dhimas Handoyo, merancang sesi pembelajaran sedemikian rupa guna memastikan setiap siswa memahami permainan bukan hanya lewat teori, tetapi juga melalui praktik. Salah satu hal utama yang diajarkan dalam fase ini adalah teknik dasar dalam melakukan servis. Servis merupakan langkah awal dalam permainan voli yang penting dikuasai oleh setiap pemain, karena servis yang baik bisa menentukan jalannya permainan. Siswa diajak untuk memahami teknik servis dari berbagai aspek, seperti cara memegang bola, posisi tubuh yang benar, hingga koordinasi tangan saat melakukan pukulan. Setelah memahami teori dasar, semua siswa diberikan kesempatan untuk mempraktikkan teknik servis secara langsung di lapangan. Guru akan memastikan bahwa setiap siswa, tanpa terkecuali, mendapatkan waktu dan bimbingan yang cukup dalam latihan servis ini. Dengan kesempatan yang setara, siswa didorong untuk berusaha memperbaiki servis mereka dengan bantuan dan arahan dari guru.

Pembelajaran voli di SMA Cinta Kasih Tzu Chi juga menekankan pentingnya kolaborasi dan dukungan antar-siswa. Dalam proses latihan, siswa diajak untuk saling membantu dalam memperbaiki teknik servis dan keterampilan bermain mereka. Misalnya, siswa yang lebih mahir diberikan kesempatan untuk membantu teman yang masih kurang percaya diri atau kesulitan. Pola ini mendorong tumbuhnya budaya saling mendukung, di mana setiap siswa merasa lebih nyaman untuk belajar tanpa takut melakukan kesalahan. Selain itu, siswa diajak untuk bermain dalam pertandingan kecil (game) sebagai bagian dari pembelajaran. Pertandingan ini bukan sekadar uji coba kemampuan, tetapi juga cara untuk mengaplikasikan teknik yang sudah dipelajari serta melatih kerjasama tim. Dalam permainan ini, siswa belajar untuk memperhatikan posisi teman-temannya, mendukung rekan satu tim, serta belajar bagaimana mengelola peran dalam tim dengan baik.

Pembelajaran voli di SMA Cinta Kasih Tzu Chi tidak hanya menumbuhkan keterampilan fisik, tetapi juga memupuk karakter positif seperti kedisiplinan, kerjasama, dan kepercayaan diri. Kesempatan belajar yang sama serta dukungan antar teman membuat setiap siswa merasa dihargai dan didukung dalam proses belajarnya, tanpa memandang perbedaan kemampuan mereka. Sehingga, siswa pun dapat menikmati bahkan bersenang-senang melalui proses pembelajaran. Pada akhirnya, pembelajaran olahraga voli di sekolah ini tidak hanya berfokus pada teknik bermain, tetapi juga nilai-nilai yang akan bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Program pembelajaran ini menjadi salah satu upaya SMA Cinta Kasih Tzu Chi untuk membentuk generasi yang kuat, tangguh, dan mampu bekerjasama dengan baik, baik di dalam maupun di luar lapangan.

Penulis: Victor Dhimas Handoyo