Keterampilan Public Speaking Dapat Memperkuat Kemampuan Kepemimpinan

Kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu aspek yang sangat penting dan perlu dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari. Berbicara di depan umum bukan hanya melatih cara berbicara, tetapi juga melatih kepercayaan diri dan memperkuat jiwa kepemimpinan seseorang. Seseorang yang memiliki keterampilan public speaking dapat menginspirasi, mempengaruhi, dan menyampaikan pesan dengan jelas kepada audiens.

Menurut Webster’s Third International Dictionary, terdapat dua pengertian mengenai public speaking, yaitu “The art or process of making speeches in public” dan “The art of effective oral communication with an audience.” Jadi, menurut kamus ini, public speaking adalah seni dalam proses penyampaian pidato di depan publik dan seni komunikasi lisan yang efektif dengan melibatkan pendengar.

Di era modern ini, kemampuan berbicara di depan banyak orang, atau public speaking, sangatlah penting. Di SMK Cinta Kasih Tzu Chi, kemampuan ini dilatih secara rutin setiap hari Senin, di mana siswa diberikan waktu 3 menit untuk berbicara di depan umum. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa saat berbicara di depan banyak orang.

 

Contohnya, Sintya, seorang siswa kelas 11 PPLG2, mendapat giliran untuk melakukan public speaking pada hari Senin dengan tema “Empat Misi Tzu Chi,” yaitu misi amal, misi kesehatan, misi pendidikan, dan misi budaya kemanusiaan. Karena di sekolah diajarkan tentang budaya kemanusiaan atau budaya humanis (人文), Sintya memutuskan untuk memilih tema tersebut.

Sebelum tampil di depan umum, siswa diminta untuk menyiapkan naskah pidato dan berlatih di rumah agar saat tampil, mereka dapat memberikan hasil yang maksimal dan menarik perhatian audiens. Setiap siswa diberi waktu 3 menit untuk berbicara. Namun, bagi Sintya, berbicara di depan banyak orang selalu membuatnya merasa gugup. Bahkan metode pernapasan seperti 4-7-8 (Tarik napas 4 detik, tahan napas 7 detik, dan buang selama 8 detik) tidak membantu, dan terkadang kakinya terasa lemas. Pada akhirnya, perasaan gugup ini membuatnya merasa bahwa pidatonya selama 3 menit berlalu begitu saja.

Meski demikian, pengalaman public speaking ini adalah bagian dari proses menumbuhkan rasa percaya diri dan meningkatkan keterampilan komunikasi yang dapat dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi Sintya, pengalaman ini menjadi pelajaran berharga untuk kesempatan public speaking berikutnya, agar ia bisa tampil lebih baik dari sebelumnya. Seperti yang dikatakan oleh Master Cheng Yen, “Apa yang kita lakukan hari ini adalah sejarah untuk hari esok.”

Public speaking bukan hanya tentang bagaimana kita berbicara dengan percaya diri di depan umum. Lebih dari itu, public speaking membantu kita untuk mengembangkan kemampuan dalam mempengaruhi, memotivasi, dan membangun relasi yang baik dengan orang lain. Seorang pemimpin yang baik harus mampu membangun komunikasi yang efektif dengan bawahannya, serta memotivasi mereka melalui keterampilan public speaking yang baik.

Penulis : Ernesta Panjaitan