Menumbuhkan Minat Wirausaha Pada Pendidikan Dasar Berlandaskan Budi Pekerti
Sejak 2022, Kurikulum Merdeka telah diterapkan di banyak sekolah di Indonesia. Kurikulum yang awalnya dirancang untuk mengatasi learning loss akibat pandemi terus dikembangkan dan disesuaikan dengan berbagai kategori murid. Lahirnya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) tak luput dari tujuan ini. P5 telah diberlakukan pada setiap jenjang pendidikan, tak terkecuali sekolah dasar.
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan dengan masa pendidikan 9 tahun yang termasuk program wajib belajar. Pada pendidikan dasar, bukan hanya diajarkan bagaimana membaca, menulis, maupun berhitung, melainkan juga bertujuan untuk membangun landasan yang kuat serta mengembangkan potensi peserta didik, mempersiapkan mereka untuk dunia masyarakat. Itulah mengapa P5 sudah selayaknya dimulai sejak jenjang sekolah dasar.
SD Cinta Kasih Tzu Chi menjadi salah satu sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka sebagai bagian dari kegiatan pendidikan. Nilai budaya humanis dan budi pekerti yang khas pada Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi sejalan dengan 6 dimensi Kurikulum Merdeka, yaitu: (1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; (2) Berkebinekaan global; (3) Bergotong-royong; (4) Mandiri; (5) Bernalar kritis; dan (6) Kreatif.
Salah satu tema yang diusung pada pembelajaran Budi Pekerti yang digabung dengan P5 adalah kewirausahaan. Tak dapat dipungkiri, kewirausahaan sangat relevan dalam kehidupan anak bangsa. Mengapa wirausaha penting diterapkan pada pendidikan dasar? Karena makna wirausaha sesuai dengan tujuan dari pendidikan dasar, yaitu cakap, kreatif, mandiri, dan bergotong-royong. Namun, perlu kita tekankan bahwa menumbuhkan minat wirausaha pada pendidikan dasar tidak terlepas dari budi pekerti yang kuat. Dengan budi pekerti yang kuat, murid diharapkan memiliki pribadi yang jujur, bertanggung jawab, suka menolong, empati, menghargai orang lain, dan memiliki kepedulian terhadap orang lain.
SD Cinta Kasih Tzu Chi melakukan beberapa pendekatan yang dapat diterapkan dalam menumbuhkan minat wirausaha berlandaskan budi pekerti:
- Kreativitas dan Inovasi
Hal yang dilakukan di kelas adalah membuat kreativitas dan kerajinan tangan dari barang bekas yang masih dapat diolah menjadi barang serba guna. Pembiasaan dan pengajaran mengenai sampah daur ulang di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi dapat membantu siswa berinovasi dan tetap melestarikan lingkungan. Selain itu, kreativitas perlu terus diasah; dalam praktik berwirausaha, siswa dapat merancang produk yang unik dan belum pernah ada sebelumnya sehingga menarik perhatian banyak orang.
- Menanamkan Nilai Budi Pekerti dalam Kehidupan Sehari-hari
Contohnya dalam kegiatan jual beli, siswa diajarkan untuk bersikap jujur dalam memberi informasi produk makanan yang akan mereka jual, bertanggung jawab terhadap rasa makanan atau kualitas barang yang dijual, serta menghargai uang hasil penjualan.
- Mendorong Kerjasama dan Gotong Royong dalam Suatu Tim
Siswa diajarkan untuk bekerja sama dalam kelompok serta berkolaborasi untuk tujuan bersama, saling membantu, dan menghargai satu sama lain. Contohnya, setiap siswa ikut membuat suatu jenis makanan yang telah disepakati oleh kelompok masing-masing.
- Pembelajaran Berbasis Proyek
Melalui proyek-proyek ini, siswa diajarkan untuk melakukan perencanaan, pembuatan, pemasaran, dan penjualan produk dalam jumlah kecil. Contohnya, dengan membuat beberapa bungkus makanan yang kemudian dijual kepada teman-teman dan para guru.
Pendidikan dasar bukan hanya tentang mempersiapkan siswa untuk jenjang pendidikan selanjutnya, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan hidup yang esensial, termasuk jiwa wirausaha yang berlandaskan nilai-nilai luhur.
Penulis: Lening Linche