Berkreasi dengan Daur Ulang
Masyarakat Indonesia pada umumnya menyukai kopi. Kopi menjadi salah satu minuman favorit dalam kehidupan sehari-hari. Seiring dengan meningkatnya konsumsi kopi, semakin banyak juga bungkus kopi yang terbuang. Bungkus kopi yang terbuang tersebut, jika dikumpulkan, ternyata bisa dimanfaatkan menjadi produk daur ulang yang sangat berguna, salah satunya dapat dibuat menjadi tikar.
Pada kegiatan Mandarin Day tahun 2025 yang diadakan oleh Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi unit SD, salah satu lombanya mengusung konsep mengubah sampah menjadi sesuatu barang yang dapat berguna. Kolaborasi guru dan orang tua menciptakan tikar yang dapat digunakan sebagai alas anak-anak bermain di kelas. Bukan hal yang mudah mengumpulkan bungkus kopi sebanyak 2000-an lebih, dan diperlukan ketekunan dari proses mengunting, membersihkan, dan melipat satu demi satu bungkus kopi tersebut untuk dianyam menjadi tikar. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat karya tersebut juga tidaklah sebentar.
Ketika belajar menganyam satu demi satu bungkus kopi, saya belajar kesabaran, keuletan, dan pengelolaan sampah yang berperan dalam pelestarian lingkungan. Proses daur ulang bungkus kopi menjadi tikar mengajarkan kita bahwa barang bekas, ketika dimanfaatkan dengan baik, dapat menjadi sebuah karya yang dapat digunakan untuk keperluan orang lain. Sekecil apapun usaha yang kita lakukan untuk membantu mengurangi sampah di dunia, ternyata dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar kita.
Seperti kata Master Cheng Yen yang berbunyi: “Mengubah sampah menjadi emas, emas menjadi cinta kasih, cinta kasih menjadi aliran semangat jernih yang mengelilingi bumi.”
Oleh: Anna Septiana Tahalele