Kebanggaan Dalam Mendidik

Seorang murid tidak lebih dari gurunya, karena itu seorang guru perlu menjadi contoh teladan dalam memainkan perannya sebagai sosok yang mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itulah seorang Guru harus belajar untuk bangga akan pekerjaan dan panggilannya karena di tangannya ada begitu banyak potensi yang dapat berkembang di masa depan. Guru memiliki arti, ia yang melenyapkan kegelapan (dalam Bahasa Sansekerta), oleh sebab itulah penting bagi seorang guru untuk memainkan perannya yang heroik tersebut untuk membawa terang dan menghalau gelapnya kebebalan dengan sepenuh hati.

Seorang Guru memiliki kuasa untuk membuat hidup siswa menyenangkan atau tersiksa di dalam kelas, menghibur atau mempermalukan, menyembuhkan atau menyakiti. Respon Guru akan membuat suatu krisis menjadi masalah besar atau terselesaikan dengan baik; yaitu dengan menghargai keberadaan siswa sebagai seorang manusia yang utuh. Demikianlah Haim Ginott, seorang psikolog dan pendidik yang dikenal karena kontribusinya dalam bidang pendidikan dan psikologi anak. Ia menekankan pentingnya hubungan emosional antara guru dan siswa serta dampak respons guru terhadap pengalaman belajar siswa.

Guru yang mengajar dengan hati akan terdorong untuk mengutamakan siswanya dalam kesehariannya sebagai seorang pendidik. Mereka mencintai peserta didiknya dengan sepenuh hati, memperkaya hidupnya dengan ilmu pengetahuan, dan terus berinisiatif melakukan inovasi-inovasi dalam mengajar untuk menolong pembelajaran para peserta didiknya dengan cara yang menyenangkan dan menginspirasi.

Ginott memberikan suatu konklusi yang menakjubkan Ketika ia mengatakan: “Saya telah menyadari dengan menakutkan bahwa saya adalah elemen yang menentukan. Pendekatan pribadi saya menciptakan suasana di sekitar saya. Suasana hati saya setiap hari mempengaruhi keadaan. Saya memiliki kekuatan besar untuk membuat hidup orang lain menjadi sulit atau bahagia. Saya bisa menjadi penyebab penderitaan atau sumber inspirasi, bisa mempermalukan atau menghibur, menyakiti atau menyembuhkan. Dalam setiap situasi, reaksi saya yang menentukan apakah suatu krisis menjadi lebih buruk atau lebih baik, dan apakah seseorang diperlakukan dengan kemanusiaan atau tidak. Jika kita memperlakukan orang sesuai dengan keadaan mereka, kita justru membuat mereka menjadi lebih buruk. Namun, jika kita memperlakukan mereka sesuai dengan potensi mereka, kita membantu mereka menjadi apa yang sebenarnya bisa mereka capai.”

Saya percaya kitalah yang menetapkan standar dan menemani dalam proses siswa bertumbuh sesuai dengan passion mereka di semua bidang ke arah Sang Pencipta.

Penulis: Timothy Athanasios

Add a Comment

Your email address will not be published.