Lingkungan Mempengaruhi Hidup

Nama anak ini Muhammad Adhika. Dilihat dari namanya, sudah jelas ia seorang Muslim. Terlahir pada tahun 1998 dengan berat badan hanya 2,00 kg dan usia kandungan tujuh bulan, Adhika lahir lebih awal dari perkiraan, yang seharusnya pada tahun 1999.

Cerita Adhika berawal di SMP Cinta Kasih Tzu Chi, tempat ia pertama kali bersinggungan dengan pelajaran bahasa Mandarin, yang tidak pernah ia pelajari di SD negeri sebelumnya. Belajar bahasa ini sangat menantang baginya, dan kesulitan berlanjut ketika ia melanjutkan ke SMA Cinta Kasih Tzu Chi.

Namun, di balik tantangan akademisnya, Adhika berhasil bergaul dengan teman-temannya. Terbukti, beberapa teman SMA sering berkunjung dan menginap di rumahnya. Ia juga aktif berorganisasi, menjadi anggota OSIS yang giat.

Ketika duduk di kelas 12, orang tuanya mengajak Adhika berdiskusi mengenai masa depannya. Mereka menyarankan agar Adhika melanjutkan kuliah di Taiwan, meskipun mereka tahu bahwa kemampuan bahasa Mandarin Adhika masih terbatas. Bersyukur, Adhika bersedia menerima saran tersebut.

Perjuangan Adhika pun dimulai dengan kunjungan ke Yayasan Budha Tzu Chi untuk memahami prosedur masuk ke Tzu Chi University (TCU). Meski akhirnya ia tak berhasil mendapatkan beasiswa karena keterbatasan bahasa, Adhika tetap melanjutkan kuliah di TCU dengan biaya pribadi.

Awal perkuliahannya tidak mudah. Perbedaan budaya, makanan, lingkungan, serta bahasa pengantar membuat Adhika kesulitan memahami materi kuliah. Sempat merasa putus asa dan berpikir untuk berhenti, Adhika tetap bertahan berkat dukungan sahabat-sahabatnya, seperti Jesikha, Thalia, dan Shania, yang sering membantunya memahami materi kuliah. Adhika juga mengandalkan berbagai sumber seperti Google dan YouTube untuk belajar.

Akhirnya, setelah empat tahun perjuangan, Adhika berhasil lulus tepat waktu bersama teman-temannya. Mereka kemudian melanjutkan ke jenjang S2. Jesikha, Thalia, dan Shania tetap di TCU dengan beasiswa Yayasan Budha Tzu Chi, sementara Adhika melanjutkan studinya di Yunlin National University.

Cerita ini membuktikan bahwa lingkungan memiliki pengaruh besar dalam hidup seseorang. Meskipun Adhika sempat kesulitan, dukungan teman-teman yang lebih mahir berbahasa Mandarin membuatnya berhasil menyelesaikan S1 dan melanjutkan pendidikan hingga S2.

Penulis : Dwi Atmanti

Add a Comment

Your email address will not be published.