Makan Siang Bersama: Lebih dari Sekadar Mengenyangkan Perut
Program makan siang bersama di sekolah menjadi salah satu perbincangan hangat yang menghiasi kanal berita dan media sosial. Program ini sedang diperhatikan oleh pemerintah sebagai upaya untuk menuju Indonesia Emas 2045 di bidang pendidikan demi menciptakan sumber daya manusia yang unggul. Program makan siang bersama di sekolah dapat menjadi salah satu cara untuk memastikan setiap siswa mendapatkan makanan yang seimbang dan bergizi. Mereka sepakat bahwa pentingnya makanan bergizi dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng telah mengimplementasikan program makan siang bersama. Di SMP Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, aktivitas ini berlangsung setiap minggu pada hari Rabu sekitar pukul 11.45 hingga selesai. Setiap kelas telah menyiapkan petugas sebanyak dua siswa untuk membantu mengambilkan makanan kepada siswa lainnya. Wali kelas dan guru mata pelajaran lainnya hanya memperhatikan dan mendampingi, tidak diperkenankan untuk membantu agar kemandirian para siswa terlatih. Sebelum aktivitas makan bersama berlangsung, beberapa siswa di setiap kelas mengambil meja, peralatan makan, dan makanan di kantor guru. Apabila semua sudah siap, dua orang petugas mulai membagikan makanan. Setelah semua makanan terbagi, mereka menyanyikan lagu “Gan En Ge”, dilanjutkan dengan berdoa sesuai agama masing-masing, dan menikmati makanan bersama-sama.
Masakan yang disantap oleh para siswa adalah masakan vegetarian. Sekolah ini meneladani salah satu kata perenungan Master Cheng Yen bahwa bervegetarian dapat membina kesabaran, kewelasasihan, dan kebijaksanaan. Senada dengan kata perenungan Master Cheng Yen, Marsya dari kelas 8D mengungkapkan bahwa ia belajar untuk sabar dan adil dalam membagikan porsi makanan agar semua temannya mendapatkan porsi yang sama banyaknya serta bisa ikut merasakan kenikmatan setiap makanan. Tak hanya itu, ia juga belajar bertindak adil saat membagikan makanan tanpa membeda-bedakan penerima makanan, apakah teman dekatnya atau bukan.
Hal serupa juga dirasakan oleh Anjeli dari kelas 7B. Ia belajar untuk sabar dalam menyajikan makanan dengan perlahan-lahan supaya tidak ada makanan yang mubazir. Ia juga berusaha bertoleransi dan adil dengan memberikan porsi makanan yang sama meskipun penerima makanan berbeda ras, agama, keyakinan, dan suku dengan dirinya. Menurut Melvin dari kelas 8E, manfaat dari menjadi petugas makan bersama adalah ia merasa senang ketika melihat senyum dan tawa dari teman-teman yang menerima makanan darinya.
Aktivitas makan siang bersama di SMP Cinta Kasih Tzu Chi telah menunjukkan dampak yang sangat positif bagi siswa. Aktivitas ini tidak hanya mengajarkan siswa keterampilan praktis, tetapi juga melatih kesabaran, kepedulian, toleransi, welas asih, dan kerja sama. Dengan pendampingan guru, para siswa pun mempraktikkan elemen-elemen dalam Profil Pelajar Pancasila, yaitu: mandiri, bergotong-royong, serta bernalar kritis. Semoga aktivitas ini mampu menjadi inspirasi bagi sekolah lain di seluruh Indonesia. Harapannya, program makan siang bersama dapat berjalan dengan lancar dan mampu menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas gizi siswa dalam mempersiapkan Indonesia Emas 2045.
Penulis: Theresia Niken Dwi Utami Putri, S.Pd.