Merenungi Kedamaian dengan Teknik STOP di Kelas 3

Cerita Reflektif: Merenungi Kedamaian dengan Teknik STOP di Kelas 3

Suatu hari, suasana di kelas 3E mulai terasa gaduh karena anak-anak kehilangan fokus setelah asyik bermain di jam istirahat. Bel pelajaran berbunyi tanda masuk kelas, seketika suasana kelas berubah menjadi seperti pasar. Saya mengajak anak-anak untuk melakukan Teknik STOP. Dalam dunia pendidikan, teknik STOP merupakan cara sederhana namun efektif yang dapat digunakan oleh guru untuk membantu anak mengelola emosi. Teknik STOP terdiri dari 4 langkah, yaitu STOP (berhenti), Take a breath (tarik napas), Observe (amati), dan Proceed (lanjutkan dengan tenang).

Mulanya, anak diajak untuk menghentikan aktivitasnya. Anak-anak juga bisa dikondisikan dalam keadaan duduk tenang, relaks, dan menutup mata. Guru memimpin instruksi dengan meminta anak-anak untuk menarik napas dalam melalui hidung, tahan sejenak, lalu hembuskan perlahan melalui mulut. Lakukan pengulangan tiga hingga lima kali agar tubuh relaks. Selanjutnya, ajak anak mengenali perasaan mereka saat ini. Apakah marah, cemas, takut, sedih, atau tenang? Apa yang anak rasakan saat ini? Guru dapat mendorong anak untuk mengenali emosinya. Guru juga bisa mengarahkan siswa untuk mensyukuri hal-hal kecil yang terjadi di hari itu. Langkah terakhir, setelah mereka lebih tenang, guru dapat memberikan arahan untuk kembali ke aktivitas belajar dengan lebih sadar dan fokus.

Setelahnya, saya bertanya kepada anak-anak bagaimana perasaan mereka, dan banyak dari mereka merasa lebih tenang. Salah satu anak mengatakan dirinya merasa lebih sejuk. Mereka juga saling bergantian mengungkapkan rasa syukur bisa memiliki teman yang beragam, bisa berangkat ke sekolah, dan belajar dalam keadaan sehat dan nyaman. Teknik ini membantu mereka memahami bahwa emosi bisa dikendalikan dengan kesadaran, bukan sekadar reaksi spontan. Menurut Daniel Goleman, ahli kecerdasan emosional, mengenali dan mengelola emosi adalah kunci keberhasilan dalam kehidupan sosial dan akademik. Melalui refleksi diri dan kesadaran emosional, dapat membantu anak-anak menjadi lebih empati terhadap diri sendiri dan orang lain. Dari pengalaman ini, saya mulai menyadari bahwa melalui teknik sederhana STOP, dapat membantu anak-anak lebih bijak dalam mengelola emosi dan lebih siap untuk menerima pembelajaran.

Penulis: Maya Sugmawati

Add a Comment

Your email address will not be published.