ALTRUISME PENDIDIKAN TZU CHI

Sekolah adalah tempat yang menawarkan berbagai pendidikan melalui proses. Proses pendidikan tersebut menjadi salah satu bagian terpenting dalam menanamkan nilai nilai kebaikan di tengah-tengah kehidupan. Pendidikan merupakan proses pengembangan kemampuan, keterampilan, dan kepribadian manusia agar menjadi individu yang bermartabat dan cakap dalam berbagai hal. Pendidikan begitu sangat penting karena pendidikan sangat terkait dengan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap individu. Pendidikan seakan menjadi warisan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Warisan ini yang nantinya akan menjadi modal bagi generasi baru untuk membentuk dirinya menjadi lebih baik.

Secara kodrat manusia adalah makhluk sosial. Dalam kehidupan sehari hari manusia akan saling membutuhkan. Untuk mempertahankan hidup, setiap manusia memiliki dorongan untuk berinteraksi, berkomunikasi dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Sama halnya dengan proses yang terjadi di sekolah bahwa antarwarga sekolah cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi. Oleh karena itu sudah sewajarnya manusia akan saling tolong menolong. Salah satu perilaku tolong menolong adalah altruisme.

Altruisme adalah perilaku yang tergerak dari hati untuk menolong orang lain atau sekelompok orang tanpa mengharapkan imbalan. Tetapi dalam kenyataannya masih banyak individu yang bersifat individualis. Arus globalisasi mendorong perilaku individualisme setiap individu, dimana setiap orang semakin sibuk dengan urusan pribadi sehingga rasa tolong menolong antar sesama semakin merosot. Setiap waktu luang akan digunakan untuk bermain game di smartphone dan bermedia sosial sehingga membuat sudut dunianya yang asyik sendiri tanpa mempedulikan lingkungan sekitarnya.

            Pendidikan Tzu Chi adalah pendidikan yang bertujuan untuk mewujudkan manusia yang seutuhnya yang berlandaskan pada nilai kemanusiaan dan menekankan perkembangan yang seimbang antara intelektual dan nilai nilai budaya humanis yang mengandung unsur bersyukur (gan en), menghormati (zhun zhong) dan mencintai (ai). Selaras dengan tujuan tersebut, banyak kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan atas dasar pemaknaan tujuan pewujudan manusia sebagaimana yang dimaksud. Beberapa kegiatannya adalah kunjungan kasih, celengan bambu, ceramah Master atau Master bercerita, dan Tzu Shao.

Kunjungan kasih adalah kegiatan guru berkunjung ke rumah peserta didik yang sedang mengalami masalah atau kesulitan keluarga. Kunjungan ini bertujuan agar peserta didik menemukan rasa peduli dan kasih yang diberikan oleh guru. Berawal dari menerima rasa kasih dan peduli diharapkan peserta didik dapat melakukan hal yang sama kepada orang lain. Celengan bambu adalah kegiatan peserta didik menabung di sebuah celengan yang nantinya uang tersebut disalurkan kepada orang orang yang membutuhkan. Kegiatan ini membantu individu memiliki semangat beramal kepada siapapun. Ceramah Master atau Master bercerita adalah sesi dimana peserta didik diajarkan tentang kebajikan menjadi manusia yang seutuhnya dalam hidup bermasyarakat. Tzu Shao adalah kegiatan yang dilaksanakan 1 bulan sekali, yang bertujuan untuk peserta didik memiliki rasa hormat dan mensyukuri apa yang dimiliki. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam Tzu Shao yaitu berkunjung kepanti, berbagi sembako kepada warga sekitar yang kurang mampu, dan berbagi makanan. Mungkin banyak orang menganggap bahwa kegiatan semacam itu hanya sebatas pencitraan namun banyak momen di mana peserta didik menunjukkan rasa sosialnya untuk saling tolong menolong sebagai salah satu sikap altruisme.

Melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam pendidikan Tzu Chi terlihat bahwa peserta didik sudah mulai mewujudkan kodratnya sebagai makhluk sosial dengan perilaku altruisme. Pelajaran dari kegiatan-kegiatan tersebut secara perlahan mampu menyokong perilaku altruisme dalam diri peserta didik. Dengan terketuknya hati dan pikiran peserta didik untuk bersosial, tolong menolong, saling peduli, perilaku altruisme akan menjadi sebuah pedoman untuk kehidupannya sehari-hari. Tentunya sikap altruisme ini menjadi dampak positif bagi orang-orang sekitarnya. Oleh karena itu peran guru sangatlah penting untuk membimbing dan mendidik peserta didik secara khusus tentang altruistik. Seiring berjalannya waktu, keseimbangan kehidupan bermasyarakat akan terjamin. Hidup akan menjadi semakin beradab dengan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan terampil dalam pengetahuan dan teknologi.

Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.

– Kata Perenungan Master Cheng Yen –

Penulis: Pretty Klara Elizabeth Br Tarigan

Add a Comment

Your email address will not be published.