Keceriaan Anak TK Cinta Kasih Tzu Chi: Belajar Budaya dan Kreativitas di TMII
Pada tanggal 16 Oktober 2024, sebanyak 82 siswa Taman Kanak-Kanak (TK) A dari TK Cinta Kasih Tzu Chi mengikuti karyawisata pertama mereka ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Kegiatan ini tidak hanya menjadi pengalaman yang menyenangkan, tetapi juga kesempatan pembelajaran yang memperkenalkan anak-anak pada budaya Indonesia secara langsung. Dengan semangat tinggi, mereka menjelajahi kekayaan budaya bangsa melalui kunjungan ke anjungan rumah adat Papua, Bengkulu, dan Sumatera Barat, serta Museum Indonesia. Sebagai puncak kegiatan, mereka mengasah kreativitas dengan menghias payung mini.
Hari dimulai dengan penuh keceriaan di sekolah TK Cinta Kasih Tzu Chi. Para siswa, didampingi oleh guru-guru dan shigu Daai mama, menaiki bus menuju TMII. Bagi banyak anak, ini adalah pengalaman pertama mereka melakukan karyawisata, dan kegembiraan mereka terpancar dari senyum serta tawa riang di sepanjang perjalanan. Meskipun masih sangat muda, rasa ingin tahu dan semangat belajar tampak jelas pada diri mereka.
Setibanya di TMII, destinasi pertama mereka adalah anjungan rumah adat Papua. Di sana, mereka diperkenalkan dengan rumah Honai, rumah adat Papua yang unik dengan bentuk bundar dan atap jerami. Guru-guru menjelaskan bahwa rumah ini digunakan untuk berlindung dari dinginnya udara pegunungan di Papua. Anak-anak terlihat kagum melihat rumah yang berbeda dari rumah-rumah yang mereka kenal di Jakarta.
Perjalanan berlanjut ke anjungan Bengkulu, di mana mereka belajar tentang rumah adat Rakyat Bengkulu yang memiliki arsitektur khas Sumatera. Corak dan warna bangunan yang khas menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak. Mereka juga mendengar cerita tentang kehidupan masyarakat Bengkulu yang kaya akan nilai-nilai budaya.
Selanjutnya, anjungan Sumatera Barat menjadi sorotan lain dalam kunjungan ini. Anak-anak melihat rumah Gadang, rumah adat Minangkabau yang megah dengan atap runcing. Guru-guru menjelaskan bahwa rumah Gadang tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga menjadi pusat kehidupan sosial dan budaya bagi masyarakat Minangkabau.
Setelah mengunjungi berbagai anjungan, anak-anak melanjutkan perjalanan ke Museum Indonesia. Di sini, mereka dikenalkan dengan artefak budaya, pakaian adat, dan seni dari seluruh Nusantara. Pemandu museum dengan sabar menjelaskan pentingnya melestarikan warisan budaya dan menghargai keberagaman Indonesia.
Anak-anak juga melihat koleksi tradisional yang menggambarkan kehidupan masyarakat Indonesia dari masa ke masa. Mereka sangat tertarik melihat replika rumah adat dan pakaian tradisional yang dipamerkan di museum.
Sebagai penutup, anak-anak mengikuti kegiatan yang paling ditunggu-tunggu: menghias payung mini. Dengan bimbingan guru, mereka mewarnai dan menghias payung sesuai imajinasi masing-masing. Kegiatan ini tidak hanya melatih kreativitas, tetapi juga mengajarkan kesabaran dan kerapian. Setiap anak dengan bangga menunjukkan karya seni unik mereka, mulai dari motif bunga hingga pola abstrak berwarna cerah.
Kegembiraan anak-anak saat berkarya sangat terlihat, dan mereka merasa puas dengan hasil kreasi mereka. Kegiatan ini memberikan ruang bagi mereka untuk berekspresi dan memahami bahwa seni adalah bagian penting dari budaya.
Penulis: Noviska Arfa, S.H.