Lebih percaya diri dalam wawancara dengan seminar UMN
Kepercayaan diri merupakan aspek penting dalam keberhasilan wawancara untuk penerima beasiswa maupun para pencari kerja, namun dua hal tersebut juga perlu dibarengi dengan kemampuan untuk berbicara dan menjawab pertanyaan yang tepat agar kemungkinan berhasil lebih tinggi. Pembelajaran untuk menerapkan bagaimana teknik yang efektif akan meningkatkan performa wawancara yang akan dilakukan oleh para siswa/i SMA yang akan menuju jenjang kuliah atau bekerja.
Pada seminar bertema “Teknik Jitu Wawancara yang Berpusat pada Kompetensi Diri” dengan narasumber dari Universitas Multimedia Nusantara (UMN), yang diikuti oleh siswa/i dari kelas 10 dan 11, cukup berkesan karena mengulik banyak faktor dan strategi untuk menentukan keberhasilan wawancara. Tanggal 19 Desember 2024, pada pukul 09.00, seminar dimulai dari para siswa/i berkumpul di aula lantai 2. Acara diawali dengan doa dan kata sambutan untuk memperkenalkan narasumber, yaitu Ibu Margaretha Alva Meifilina, yang juga menjabat sebagai Organisation Management Specialist dan Talent Acquisition di UMN. Beliau, yang pernah juga bekerja sebagai HR Generalist, berbagi pengalaman yang ia temui saat proses wawancara kerja. Banyak hal yang terjadi saat wawancara terkadang membuat individu yang mencari kerja gagal karena kurang persiapan dan kurang dapat menunjukkan potensi dirinya untuk menarik HR memilih mereka.
Ibu Margaretha lalu menjabarkan tentang kesiapan akan wawancara, terutama bagaimana menonjolkan diri sangat penting untuk menambahkan nilai plus dalam performa wawancara. Kesiapan wawancara kerja dimulai dari penampilan yang rapi dan fisik yang sehat, mencari tahu informasi yang lengkap terkait perusahaan yang dituju, dan juga posisi yang diinginkan perusahaan. Selain itu, penting juga untuk memahami persyaratan dan mencocokkan hal yang diinginkan perusahaan dengan potensi diri, karena banyak individu gagal saat wawancara karena kurang dapat memenuhi persyaratan akibat kurang cocoknya kemampuan/potensi yang dibutuhkan. Semisal posisi sebagai staf admin, namun individu yang diwawancara memiliki potensi di bidang kinestetik yang kurang dapat bekerja di lingkungan yang membutuhkan ketenangan dan konsentrasi tinggi tanpa banyak bergerak.
Pengenalan akan perusahaan yang dituju juga merupakan hal penting, selain untuk menambah wawasan akan bidang bisnis perusahaan tujuan, tetapi juga untuk memprediksi lingkungan kerja yang akan dimasuki.
Setelah sesi penjelasan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan, Ibu Margaretha mengajak siswa/i untuk mencoba praktik wawancara kerja di hadapan teman-teman lain. Satu orang siswa dan satu orang siswi secara sukarela mencoba untuk simulasi wawancara, dimulai dari perkenalan satu sama lain hingga tahap penjelasan akan potensi diri masing-masing yang berhubungan dengan posisi kerja yang menjadi tujuan. Simulasi ini membuat siswa/i yang menyaksikan lebih memahami proses dan pertanyaan serta jawaban yang tepat saat situasi wawancara kerja berlangsung.
Siswa/i juga mempraktikkan wawancara untuk beasiswa universitas yang juga menjabarkan potensi beserta prestasi akademik, non-akademik, dan juga organisasi yang diikuti selama masa sekolah.
Sesi akhir adalah tanya jawab antara narasumber dengan peserta. Siswa/i menyampaikan pertanyaan bagaimana cara menjawab jika pewawancara menanyakan pertanyaan yang bersifat pribadi atau kurang berkaitan dengan pekerjaan atau perusahaan. Ibu Margaretha menegaskan jika pertanyaan yang diajukan kurang sesuai, maka siswa/i sebagai seorang yang diwawancara dapat secara sopan menolak menjawab pertanyaan tersebut karena merupakan hak setiap manusia untuk memilih memberitahukan informasi kepada orang lain atau tidak, terlebih yang bersifat pribadi.
Seminar ditutup dengan foto bersama dan ucapan “Gan en” dari seluruh siswa/i atas kesediaan narasumber sudah berbagi ilmu. Seminar kali ini cukup membuka wawasan siswa/i terkait proses kerja dan public speaking dalam tema wawancara yang tentunya sangat bermanfaat di masa depan, karena sebagai insan Tzu Chi amat penting jika kita bisa bersumbangsih dalam masyarakat melalui pekerjaan/profesi yang ditekuni. Melalui berbagai proses, termasuk perencanaan/mempersiapkan diri dalam ilmu wawancara efektif, membuat siswa/i makin yakin dengan masa depan yang akan ditempuh.
Penulis: Tyas Karina