Makna Pembelajaran Karakter Sejak Usia Dini
Pembelajaran bukanlah proses yang diatur secara sistematis, teratur, dan terencana berdasarkan aturan-aturan yang telah disepakati oleh penyelenggara (pemerintah), melainkan lebih merupakan bagian dari kehidupan yang telah berjalan sejak manusia ada. Pembelajaran bisa dianggap sebagai proses yang terjadi secara sengaja, direncanakan, didesain, dan diorganisasi berdasarkan aturan yang berlaku, terutama perundang-undangan yang dibuat atas dasar kesepakatan masyarakat. Pembelajaran sejak dini akan menjadi sebuah kegiatan pendidikan dan proses kegiatan yang disengaja. Ini merupakan sebuah gejala yang terjadi di masyarakat ketika mulai disadari pentingnya upaya pembelajaran di usia dini untuk membentuk, mengarahkan, dan mengatur manusia sejak dini sebagaimana dicita-citakan masyarakat.
Pembelajaran berkarakter di usia dini adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter sejak usia pra-sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan yang dimulai sejak anak usia dini, sehingga menjadi suatu pembiasaan baik. Pembinaan dan pengembangan karakter anak didik dapat dilakukan melalui perkembangan karakter individu seorang anak, mulai dari rumah, lingkungan sekolah, maupun lingkungan luar sekolah. Kenyataannya, karena anak hidup dalam lingkungan sosial dan budaya tertentu, maka perkembangan karakter anak hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya setempat.
Perkembangan budaya dan karakter anak dapat dilakukan dalam suatu proses pembelajaran berkelanjutan yang dilakukan sejak anak usia dini, dimulai dari lingkungan rumah dan berlanjut di lingkungan sekolah. Semua pembelajaran karakter anak tentu tidak terlepas dari pembelajaran anak dari lingkungan sosial, budaya masyarakat, dan budaya bangsa. Tentu, pembelajaran budaya dan karakter adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri anak didik melalui sentuhan hati, pikiran, maupun fisik. Pembelajaran karakter bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga tanggung jawab semua orang.
Pembelajaran karakter sejak dini sangat perlu diberikan kepada anak-anak. Hal ini sebagai upaya membentengi anak dari kemajuan dan perkembangan zaman yang demikian pesat. Di negara kita, krisis karakter mengakibatkan bangsa Indonesia kehilangan kemampuan untuk mengerahkan potensi masyarakat guna mencapai cita-cita bersama. Krisis karakter ini sepertinya sudah menjadi penyakit akut yang terus-menerus melemahkan jiwa bangsa, sehingga bangsa kehilangan kekuatan untuk tumbuh dan berkembang.
Banyak krisis karakter yang terjadi di beberapa negara belakangan ini, contohnya krisis karakter yang terjadi di negara kita, salah satunya tingkat korupsi yang setiap tahunnya semakin meningkat. Mulai dari krisis yang kecil hingga besar. Contohnya, akhir-akhir ini ada kasus korupsi di Kementerian Kominfo, kasus korupsi di Kementerian Pertanian, dan masih banyak lagi yang jumlahnya tidaklah kecil. Ini adalah contoh kegagalan pembelajaran karakter di negara kita.
Pembelajaran karakter yang kuat dimulai dari rumah sebagai pondasinya. Orang tua seharusnya menjadi contoh suri teladan bagi anaknya. Mulai dari berkomunikasi yang selalu menggunakan kata-kata yang baik, orang tua memberi contoh ketaatan ibadah sesuai agamanya masing-masing, orang tua selalu memberikan contoh yang baik dalam penggunaan alat komunikasi seperti handphone dengan cara membuat kesepakatan yang jelas dengan anggota keluarganya, dan lain sebagainya.
Pondasi pembelajaran karakter yang kuat sejak dini akan menghasilkan anak yang mempunyai mental dan tanggung jawab yang baik juga. Anak yang berkepribadian dengan prinsip pembelajaran yang kuat tidak akan gampang tergoda dengan hal-hal yang mungkin akan menjerumuskan diri mereka sendiri.
“Kondisi masyarakat tergantung pada pendidikan keluarga. Pendidikan keluarga bersumber pada pembinaan diri dari setiap individunya.”
Kata Perenungan Master Cheng Yen
By: Syaftono