Membangun Kedekatan di Awal Pembelajaran dengan Ice Breaking

Membangun kedekatan antara guru dan siswa di awal pembelajaran adalah langkah penting untuk menciptakan suasana kelas yang positif dan kondusif. Suasana yang nyaman dan hangat sejak awal dapat mendorong keterbukaan, meningkatkan motivasi belajar, dan membangun kedekatan antara siswa dan guru. Salah satu cara efektif untuk mencapai hal ini adalah melalui kegiatan ice breaking.

Pada mata pelajaran yang dianggap kurang menarik atau dijadwalkan pada jam terakhir, biasanya siswa mulai merasa lelah dan kurang termotivasi. Untuk mengatasi ini, guru dapat memulai pertemuan dengan ice breaking yang relevan dengan materi pelajaran, seperti yang dilakukan oleh Ibu Yuwanti, guru Bahasa Indonesia. Melalui kegiatan ice breaking, suasana kelas yang kaku dapat mencair, hubungan antar siswa semakin positif, dan rasa percaya diri siswa pun meningkat.

     

Contoh ice breaking yang dilakukan adalah aktivitas menggambar wajah sendiri. Siswa diberikan selembar kertas kosong, kemudian diarahkan untuk menempelkannya di wajah mereka. Mereka kemudian menggambar mulai dari bagian mata, hidung, hingga mulut. Aktivitas sederhana ini menciptakan keceriaan saat siswa melihat hasil gambar masing-masing yang unik dan lucu. Selain menciptakan suasana yang menyenangkan, kegiatan ini juga memiliki tujuan mendalam, yakni membantu siswa mengenal diri sendiri dan meningkatkan rasa percaya diri.

Menurut Ibu Yuwanti, “Siswa menjadi lebih siap dalam mengikuti pelajaran, lebih berani mengungkapkan pendapat, dan menikmati proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung, kita dapat membangkitkan minat belajar siswa secara alami.”

Melalui ice breaking di awal pembelajaran, guru dapat meningkatkan kedekatan dan menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Guru yang kreatif dalam merancang aktivitas ice breaking mampu membuat kelas yang hangat dan interaktif, di mana siswa merasa nyaman untuk belajar dan aktif berpartisipasi, sehingga siap terlibat penuh dalam kegiatan pembelajaran yang bermakna.

Panulis: Aida Nurrahayu

Add a Comment

Your email address will not be published.