Pentingnya Literasi Finansial bagi Guru dan Siswa

Saat ini, perkembangan teknologi yang sangat pesat telah menghadirkan berbagai platform digital untuk mempermudah berbagai aktivitas manusia, mulai dari keuangan, transportasi, investasi, hingga belanja. Aktivitas yang dahulu membutuhkan banyak waktu, tenaga, dan biaya kini bisa dilakukan lebih cepat dan efisien. Namun, kemudahan ini juga memunculkan tantangan baru, seperti gaya hidup boros, sulitnya menabung, dan risiko terjebak dalam pinjaman online. Kemudahan berbelanja dan memperoleh pinjaman online sering kali menggoda kita untuk pengeluaran yang tidak terkontrol.

Bahkan, bagi yang mampu menabung, inflasi tetap menjadi tantangan. Berdasarkan laporan Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, inflasi di Indonesia mencapai 2,6% pada tahun 2023 dan 5,05% pada tahun 2022. Dalam dua tahun terakhir, daya beli masyarakat turun sebesar 7,65%, menggerus nilai tabungan yang mungkin tersimpan di bank dengan bunga yang cenderung lebih rendah daripada inflasi. Karena itu, dibutuhkan pengelolaan finansial yang lebih bijak untuk memastikan kesejahteraan di masa depan.

Literasi finansial adalah kunci untuk menjaga kesejahteraan individu. Dengan literasi keuangan, kita dapat terhindar dari pengeluaran yang tidak perlu dan konsumtif. Bagi siswa, literasi keuangan bermanfaat dalam menentukan skala prioritas, seperti membedakan kebutuhan dan keinginan serta mendorong kebiasaan menabung dari sisa uang saku. Bagi guru, penting untuk memisahkan pendapatan untuk kebutuhan saat ini dan investasi masa depan. Dengan pemahaman finansial yang baik, kita dapat menginvestasikan tabungan di tempat yang lebih tepat untuk mengatasi inflasi dan menghindari risiko penipuan.

Dengan literasi finansial, baik siswa maupun guru dapat membuat keputusan keuangan yang lebih bijak, sehingga terhindar dari tantangan finansial masa kini dan masa depan.

Penulis: Antonius Edhy Harsanto