Mendidik Generasi Alpha
Generasi Alpha, dengan kata lain “Generasi Digital,” karena generasi tersebut lahir di era digital. Generasi Alpha sering disebut sebagai screenager, karena anak-anak generasi Alpha sangat erat dengan teknologi. Sejak usia dini, generasi Alpha sudah sangat dekat dengan yang namanya teknologi. Hal ini yang membedakan generasi Alpha dengan generasi-generasi sebelumnya.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat telah memberi generasi Alpha akses tak terbatas ke informasi dan hiburan, sehingga menciptakan dunia yang sangat berbeda dari masa kecil generasi sebelumnya. Keterlibatan teknologi dalam kehidupan, meskipun menguntungkan, tetapi berpotensi juga menghadirkan rintangan dalam menjaga anak-anak mendapatkan pendidikan yang seimbang.
Mendidik Generasi Alpha memerlukan pendekatan yang beragam. Beberapa cara mendidik Generasi Alpha yang bisa dipertimbangkan sebagai berikut:
- Ikuti Perkembangan Teknologi Digital
Anak-anak Generasi Alpha terbiasa dengan teknologi digital dan menggunakannya. Guru perlu terus mengikuti perkembangan teknologi terbaru dan beradaptasi dengan dunia maya agar bisa memberikan pengajaran dan bimbingan yang tepat kepada anak-anak.
- Menanamkan Values dari Kegiatan Sehari-hari
Menanamkan sikap toleransi kepada peserta didik dan memastikan adanya saling menghargai dengan keragaman di lingkungan sekolah. Keragaman di sekolah terdiri dari perbedaan suku, agama, ras, dan budaya dari masing-masing peserta didik. Tugas guru di sini adalah membantu generasi Alpha untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang selalu menghargai perbedaan yang ada di manapun nanti berada.
- Komunikasi Terbuka dan Berkesinambungan
Guru berupaya untuk selalu terlibat dalam berkomunikasi yang terbuka dan berkesinambungan, baik antar peserta didik maupun orang tua, sehingga tercipta lingkungan yang mendukung perkembangan peserta didik secara menyeluruh.
- Melibatkan Peserta Didik dalam Kegiatan Sosial
Pendidik dapat memberikan kebebasan untuk membuat pilihan sehingga dapat mengeksplor berbagai hal sesuai dengan bakat dan minat serta kebutuhan peserta didik itu sendiri. Hal tersebut akan lebih mengasah kemampuan sosialnya dan mengembangkan sikap empati di antara peserta didik. Karakter empati yang ditanamkan oleh pendidik akan membentuk generasi Alpha menjadi orang yang ramah dan memahami suka duka orang lain, memiliki kepedulian, serta menciptakan generasi yang menyenangkan orang lain.
- Menjadi Role Model
Pendidik dapat menjadi role model bagi peserta didik, karena cenderung peserta didik meniru apa yang dilakukan oleh pendidik, terlebih di kelas fase dasar/rendah. Peserta didik akan mengikuti penampilan pendidik, bahkan nilai-nilai moral, etika, dan integritas yang dimiliki oleh pendidik.
- Menyediakan Lingkungan Kaya Teks
Pendidik bersama-sama di sekolah menyediakan lingkungan kaya teks, mengingat generasi Alpha cenderung lebih mengenal buku karena terbiasa berliterasi digital. Lingkungan kaya teks dapat ditempatkan pada pojok-pojok baca, majalah dinding, dan buku bacaan yang berada di perpustakaan. Lingkungan kaya teks bertujuan untuk mengembangkan minat baca peserta didik.
- Membatasi Penggunaan Gadget
Memastikan peserta didik membatasi penggunaan gadget di rumah serta berkoordinasi dengan orang tua untuk melakukan pengawasan dan mengalihkan kegiatan yang dilakukan di gadget ke kegiatan lain, misalnya bermain dengan teman-teman sebayanya.
Demikianlah upaya-upaya yang dilakukan oleh guru di sekolah dalam proses mengajar dan mendidik generasi Alpha. Hal ini merupakan bentuk kontribusi dalam membentuk generasi muda yang dapat menjadi generasi emas yang berkualitas, yang hidup pada era Indonesia emas dengan menciptakan terobosan baru yang inovatif.
Penulis: Pretty Klara Elizabeth