Pelestarian Lingkungan adalah Kunci, Bersama dengan Tzu Chi Mari Wujudkan Lingkungan yang Lestari

Indonesia adalah negara dengan tingkat penduduk tertinggi ke-4 di dunia. Banyaknya populasi penduduk Indonesia tentunya sejalan dengan permasalahan sampah di Indonesia. Mayoritas masyarakat Indonesia belum terbiasa melakukan pemilahan sampah sebelum dibuang. Masyarakat langsung membuang sampah menjadi satu tanpa dipisah antara sampah organik dan non-organik, sampah yang bisa didaur ulang maupun yang tidak dapat didaur ulang. Hal ini menjadikan masalah sampah menjadi salah satu masalah penting yang perlu diperhatikan di Indonesia. Indonesia menghasilkan sekitar 64 juta ton sampah per tahun, dengan lebih dari setengahnya, sekitar 34 juta ton, berasal dari sampah plastik. Tingkat daur ulang sampah di Indonesia juga masih rendah, sekitar 10-15%, dibandingkan dengan negara-negara maju yang mencapai angka lebih dari 30%. Banyaknya sampah di Indonesia memberikan dampak buruk dalam berbagai hal, di antaranya adalah dampak bagi lingkungan. Lingkungan menjadi tercemar dan tidak bisa lagi dimanfaatkan sumber dayanya. Lingkungan yang tercemar sampah juga tidak baik bagi kesehatan; akan muncul berbagai penyakit seperti diare dan kolera akibat air sungai dan laut yang tercemar oleh sampah. Sampah juga menjadi sarang bagi beberapa hewan pembawa penyakit seperti tikus, kecoa, dan nyamuk. Lingkungan yang rusak akibat sampah juga akan terganggu ekosistemnya, contohnya yang ditemukan di Bantar Gebang, yaitu hewan ternak seperti kambing yang memakan sisa sampah organik dibandingkan rumput hijau. Hewan-hewan di laut juga bisa terjerat sampah yang mengakibatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup hewan laut terganggu. Sampah juga mencemari terumbu karang dan hutan mangrove.

Untuk mengatasi permasalahan sampah dan lingkungan yang sangat kompleks di Indonesia, tentunya diperlukan kesadaran yang tinggi dari setiap lapisan masyarakat. Tzu Chi sebagai organisasi internasional yang bergerak di bidang amal, kesehatan, pendidikan, dan budaya humanis tentunya ikut andil dalam mengajak masyarakat bersama-sama untuk melestarikan lingkungan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan. Tzu Chi tidak hanya berkampanye tentang pelestarian lingkungan, namun para relawan Tzu Chi juga ikut serta dalam kegiatan pelestarian lingkungan yang didukung dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai.

Tzu Chi kerap kali mengadakan pelatihan kepada para relawan Tzu Chi, di mana pelatihan tersebut pasti akan menyisipkan materi tentang pentingnya menjaga lingkungan tetap lestari dan bahayanya sampah bagi kehidupan, serta cara pengolahan sampah mulai dari cara memisahkan sampah berdasarkan jenisnya, membawa sampah yang bisa didaur ulang ke depo daur ulang, dan hasil dari pengolahan daur ulang sampah.

Tzu Chi juga menyediakan depo-depo daur ulang di berbagai kota besar di Indonesia, di antaranya adalah Jakarta, Surabaya, dan Medan. Titik depo daur ulang di Jakarta salah satunya berada di Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, di mana lokasi depo daur ulang ini sangat strategis karena berdekatan dengan Sekolah dan Rusun Cinta Kasih Tzu Chi. Lokasi lainnya ada di PIK, Jakarta Utara.

Tzu Chi juga bekerja sama dengan pemerintah untuk mewujudkan masyarakat yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan, dan ikut aktif dalam aksi nyata pelestarian lingkungan. Pelestarian lingkungan yang dilakukan oleh relawan Tzu Chi salah satunya adalah program bersih sungai yang kotor akibat sampah dan limbah, serta penuangan ekoenzim di sungai untuk membersihkan sungai dari limbah rumah tangga dan industri. Salah satu proyek penuangan ekoenzim yang dilakukan oleh badan misi Tzu Chi dalam bidang pendidikan telah dilakukan oleh SMP Cinta Kasih Tzu Chi ke sungai di depan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, di mana penuangan ekoenzim tersebut masuk ke dalam proyek P5 Kurikulum Merdeka dan dilakukan langsung oleh siswa-siswi SMP Cinta Kasih Tzu Chi dari mulai pembuatan ekoenzim hingga penuangan ke sungai.

Salah satu badan misi Tzu Chi, yaitu Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi yang berada di Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, ikut andil dalam menyukseskan program pelestarian lingkungan. Setiap hari Selasa dan Jumat, setiap peserta didik, guru, dan staf secara konsisten membawa sampah-sampah yang dapat didaur ulang, seperti sampah plastik, kaca, kardus, kertas, dan kaleng. Tidak hanya menyumbangkan sampah daur ulang saja, peserta didik juga diajak bersama-sama dengan guru dan staf untuk memilah sampah daur ulang, mengelompokkan sampah-sampah tersebut sesuai kategori untuk nantinya diproses di depo daur ulang. Tzu Chi juga memiliki depo daur ulang yang berlokasi di dekat Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, sehingga peserta didik dapat langsung melihat proses pengolahan sampah daur ulang yang mereka kumpulkan selama ini, yang akan diolah menjadi beberapa barang ekonomis seperti baju, selimut, dan hiasan ruangan. Baju yang digunakan oleh relawan Tzu Chi juga merupakan hasil daur ulang sampah plastik yang dilakukan oleh depo daur ulang. Peserta didik di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi juga sering memanfaatkan sampah daur ulang untuk dibuat hiasan kelas dan menghias mading yang ada di tiap kelas.

Tzu Chi ingin merangkul masyarakat, bersama-sama dalam satu misi pelestarian lingkungan, karena sejatinya pelestarian lingkungan tidak bisa hanya dilakukan oleh segelintir orang atau suatu badan, melainkan memerlukan kerja sama dari semua pihak dan lapisan masyarakat. Setiap orang harus menyadari pentingnya pelestarian lingkungan dan dampak apa yang akan ditimbulkan jika lingkungan tidak lestari. Hal inilah yang ingin digalakkan oleh Tzu Chi, yaitu menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk bersama-sama melestarikan lingkungan, karena sejatinya, menurut Master Cheng Yen, “Tangan yang melakukan pelestarian lingkungan adalah tangan yang paling indah.”

Penulis: Yeci Mey Linda, S.Pd.

 

Add a Comment

Your email address will not be published.