Perwakilan Siswa SMA Cinta Kasih Tzu Chi Juara Umum 4th Critical Thinking Championship 2024 Kategori Usia 15-18 Tahun
Jakarta – Perwakilan siswa dari SMA Cinta Kasih Tzu Chi, Cornelius Dennies (17), berhasil meraih juara umum pada 4th Critical Thinking Championship (CTC) 2024 setelah melewati serangkaian proses seleksi, pendampingan, dan penilaian dari para juri.
Kompetisi CTC 2024 adalah ajang yang bertujuan melatih kemampuan berpikir kritis, pengembangan otak, serta membangun growth mindset. Event ini diselenggarakan oleh Indonesia Intelektual Akademi (IIA) bekerja sama dengan Indonesia Memory Sports Council (IMSC). Acara ini disponsori penuh oleh Pertamina, Tirto.id, serta media nasional lainnya, dan didukung oleh Badan Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) Kemendikbudristek.
Ajang nasional ini diikuti oleh peserta dari lebih dari 62 sekolah yang berasal dari 18 kota di seluruh Indonesia. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang mengusung tema food waste, polusi air, dan stunting, tahun ini kompetisi berfokus pada isu krisis pangan (food crisis), perundungan di sekolah (school bullying), dan nepotisme.
Kompetisi berlangsung dari 18 Agustus hingga 8 September 2024. Tahapan penyisihan berupa ujian tertulis dengan 50 pertanyaan pilihan ganda yang menguji kemampuan seperti kategorisasi, analisis pola, perbandingan, urutan berdasarkan ukuran dan waktu, analisis hubungan, serta keterampilan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skills / HOTS). Setelah itu, peserta melanjutkan ke babak semifinal dengan memilih salah satu isu topik—krisis pangan, perundungan di sekolah, atau nepotisme—yang kemudian disubmit dalam bentuk esai singkat dan rekaman video. Lima peserta terbaik dari masing-masing kelompok maju ke babak final untuk mempresentasikan topik yang telah dipilih, serta menjawab pertanyaan dari para finalis dan panelis.
Pada babak final, selain berkompetisi secara individu, peserta juga membentuk kelompok yang terdiri dari 3-7 orang untuk bersama-sama membuat prototype project yang kemudian dipresentasikan pada babak grand final.
Di babak grand final, setiap kelompok melakukan presentasi proyek yang telah mereka susun selama maksimal 10 menit. Para peserta juga mengikuti sesi diskusi serta menjawab pertanyaan dari panelis yang merupakan ahli di bidangnya.
Cornelius Dennies, yang akrab disapa Dennies, menuturkan bahwa dirinya sangat bahagia saat dinyatakan sebagai juara. “Perasaan saya saat dinyatakan sebagai pemenang tentunya senang sekali. Jujur, saya tidak menyangka akan berhasil meraih juara 1 di lomba ini, karena saya sama sekali tidak memikirkan menang atau kalah. Yang saya pikirkan hanyalah bagaimana memberikan jawaban dan pertanyaan terbaik,” ujar Dennies saat ditanya mengenai pengalamannya mengikuti kompetisi ini.
Dennies mengaku bahwa perjalanannya menuju juara 1 bukan tanpa tantangan. Ia menyebutkan kendala terbesar adalah mengatur waktu, terutama di tengah-tengah kesibukan sekolah. Bahkan, ia sempat beberapa kali begadang untuk melakukan riset mendalam terkait tema yang dipilihnya.
“Ini jelas merupakan ajang untuk pertumbuhan generasi muda yang luar biasa, karena menjadi alternatif bagi pendidikan formal di sekolah. Saya melihat di sini anak-anak tidak hanya berkompetisi secara sehat tetapi juga belajar berkolaborasi,” ujar Prof. Manneke Budiman, S.S., M.A., Ph.D., Guru Besar Ilmu Susastra Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, yang juga merupakan salah satu panelis kompetisi ini.
Dennies juga berharap bahwa prestasinya tidak berhenti di sini. “Saya berharap prestasi saya terus berkembang dan saya akan berhasil mencapai tujuan saya di masa depan,” tutupnya.
Penulis: Adi Kristanto