Membangun Karakter Yang Jujur Melalui Karya Seni Bersama Daai Mama

Kejujuran merupakan sikap yang membutuhkan kesesuaian antara perkataan yang diucapkan dengan perilaku yang dilakukan oleh seseorang. Kejujuran tidak hanya soal berkata jujur, tetapi juga memiliki integritas dan konsistensi dalam bertindak. Jika seseorang konsisten dalam kata dan perbuatannya, orang lain akan merasa aman dan nyaman dalam mempercayai orang tersebut. Kejujuran menjadi sifat yang penting dalam kehidupan manusia, karena melalui kejujuran, seseorang dapat mengikat kepercayaan yang kuat dengan orang lain. Seperti yang dikatakan oleh Stephen R. Covey dalam bukunya The 7 Habits of Highly Effective People:“Trust is the glue of life. It’s the most essential ingredient in effective communication. It’s the foundational principle that holds all relationships.”

Karakter jujur seharusnya menjadi faktor yang diletakkan pada setiap dasar tindakan manusia. Seseorang yang jujur cenderung lebih terbuka dan transparan, tidak menyembunyikan kebenaran atau menyalahgunakan informasi. Inilah yang menjadikan karakter jujur dan dapat dipercaya sebagai pondasi hubungan dan kesuksesan jangka panjang.

Pentingnya kejujuran dalam setiap hubungan antar manusia, maka perlulah kita membantu para generasi muda untuk menguatkan sifat jujur kepada diri sendiri maupun orang lain. Murid-murid SMP Cinta Kasih Tzu Chi pun belajar mengenai arti kejujuran. Oleh karena itu, dalam kegiatan Tzu Shao yang diadakan pada tanggal 21 September 2024 kemarin, siswa-siswi diajarkan kembali mengenai makna sebuah kejujuran. Tzu Shao pada bulan September kala itu bertemakan “Jujur dan Dapat Dipercaya.” Sesi ini pun diisi oleh DAAI MAMA dengan membawakan kegiatan yang sangat menarik. Melalui sesi ini, siswa-siswi, khususnya kelas 7 SMP, diingatkan kembali mengenai apa arti kejujuran, serta belajar lagi memperkuat karakter diri sebagai manusia yang jujur dan dapat dipercaya.


Salah satu aktivitas utama dalam kegiatan ini adalah membuat karya seni di atas kanvas yang menggambarkan perbedaan antara alam yang kotor dan alam yang bersih. Kegiatan ini tidak hanya mengembangkan kreativitas, tetapi juga mengajarkan siswa untuk memahami dampak tindakan manusia terhadap lingkungan. Para siswa menggunakan bahan-bahan alami seperti daun kering, ranting, dan kertas daur ulang untuk menciptakan karya mereka. Proses penciptaan ini menggambarkan pentingnya kejujuran dalam menjaga harmoni dengan alam. Dengan menggunakan bahan-bahan bekas yang diolah, siswa diajak merenungkan bagaimana tindakan manusia dapat mencemari atau justru memperbaiki lingkungan.

Pada kanvas yang menggambarkan alam kotor, siswa memanfaatkan daun-daun yang robek, ranting patah, dan potongan kertas kusut untuk merepresentasikan kerusakan. Di sisi lain, pada kanvas yang menggambarkan alam bersih, mereka menyusun bahan-bahan tersebut dengan rapi dan penuh estetika, menunjukkan harmoni dan keindahan alam yang terjaga. Hal ini mencerminkan bahwa kejujuran bukan hanya tentang berkata benar, tetapi juga tentang kesadaran untuk bertindak selaras dengan nilai-nilai positif, seperti menjaga kebersihan dan keberlanjutan lingkungan. Keindahan alam yang bersih menjadi simbol hasil dari kejujuran manusia dalam bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Melalui aktivitas ini, siswa-siswi SMP belajar bahwa tindakan jujur terhadap alam berarti merawatnya dengan sepenuh hati. Mereka diingatkan bahwa kejujuran bukan hanya untuk diri sendiri atau antar manusia, tetapi juga mencakup tanggung jawab terhadap bumi yang kita tinggali bersama. Kegiatan ini tidak hanya meninggalkan kesan mendalam pada siswa, tetapi juga menjadi momen refleksi bagi semua yang terlibat. Para siswa diajak menyadari bahwa alam yang bersih adalah cerminan kejujuran manusia dalam menjalankan tanggung jawabnya. Mereka memahami bahwa keindahan dan keberlanjutan alam adalah sesuatu yang perlu dijaga secara konsisten, seperti halnya kejujuran yang harus terus dipupuk dalam diri.

Sebagaimana alam yang indah membutuhkan upaya untuk menjaganya, demikian pula kejujuran membutuhkan usaha dan komitmen untuk terus dipelihara. Melalui kegiatan ini, generasi muda diajak untuk menjadi penjaga keindahan, baik dalam hubungan mereka dengan sesama manusia maupun dengan alam sekitar.

Penulis: Dedi Pramana Yehuwa, S.Th.

Add a Comment

Your email address will not be published.