Mengenal Keberagaman Makanan Khas Tradisional Vegetarian

Indonesia dikenal dengan kekayaan budaya yang melimpah, dari adat istiadat, bahasa, kesenian daerah, hingga kuliner tradisional yang memiliki cita rasa unik di setiap daerah. Salah satu cara mengenal dan mencintai kekayaan ini adalah melalui kuliner tradisional. Di SD Cinta Kasih Tzu Chi, program Keberagaman Makanan Tradisional yang diinisiasi oleh Satgas Budaya Humanis kelas empat memperkenalkan berbagai jenis makanan khas tradisional kepada peserta didik.

Mengapa memperkenalkan makanan khas tradisional begitu penting? Selain menanamkan cinta pada budaya daerah, makanan tradisional juga menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa. Melalui program ini, sekolah tidak hanya ingin memperkenalkan makanan khas dari setiap daerah, tetapi juga mempromosikan pola hidup vegetarian, sejalan dengan semangat welas asih terhadap makhluk hidup yang diajarkan oleh Master Cheng Yen. Dengan memperkenalkan makanan tradisional vegetarian sejak dini, siswa diharapkan dapat memahami manfaat hidup vegetarian dan mencintai keberagaman kuliner lokal yang sehat dan penuh nilai budaya.

     

Pada tanggal 29 Agustus 2024, program ini dilaksanakan dengan antusiasme tinggi dari peserta didik. Setiap siswa datang ke sekolah membawa bekal makanan khas tradisional vegetarian yang telah mereka buat di rumah. Di hadapan teman-teman, mereka memperkenalkan makanan yang dibawa, menjelaskan asal daerahnya, bahan-bahan yang digunakan, dan tahapan pembuatan hingga makanan tersebut siap dinikmati. Melalui presentasi ini, siswa tidak hanya mengenal makanan tradisional, tetapi juga belajar tentang keberagaman kuliner yang ada di Indonesia.

Marquez, misalnya, meskipun berasal dari Medan, ia memilih untuk membuat sate lilit, makanan khas Bali. Biasanya berbahan dasar daging, namun Marquez dengan kreatif menggantinya dengan tempe, yang juga kaya akan protein. Dengan penuh antusias, ia memperkenalkan hidangan tersebut kepada teman-temannya.

Begitu juga dengan Monica dan Ranu yang bekerja sama membuat pempek DOS, makanan khas Palembang. Mereka dengan senang hati memperkenalkan makanan ini kepada teman-teman, berbagi proses pembuatan, dan menyajikan dalam jumlah yang banyak agar teman-teman bisa ikut mencicipinya. Mereka menutup presentasi dengan pesan indah, “Sharing is caring,” menunjukkan semangat berbagi yang mereka junjung.

Program ini tidak hanya memperkenalkan makanan tradisional secara teoritis, tetapi juga memberikan pengalaman langsung kepada siswa, yang berkolaborasi dengan orang tua mereka untuk membuat makanan tersebut. Melalui pengalaman praktek ini, siswa merasakan keseruan dan kebersamaan yang tentunya akan mereka kenang. Hal ini sekaligus memperkuat rasa cinta mereka terhadap keberagaman budaya dan kuliner Indonesia.

Pembelajaran melalui program Satgas Budaya Humanis ini diharapkan dapat menanamkan kecintaan terhadap keberagaman makanan tradisional daerah dan meningkatkan kebiasaan makan vegetarian sebagai wujud welas asih. Melalui pendidikan ini, nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan oleh Master Cheng Yen diharapkan tertanam kuat sejak dini, mendukung generasi yang peduli terhadap makhluk hidup dan alam semesta.

“Dengan menyayangi alam semesta, semua orang hidup aman Sejahtera.”
~ Kata Perenungan Master Cheng Yen ~

Penulis : Oktria Vira Indar Wati

Add a Comment

Your email address will not be published.