Setetes Darah untuk Kemanusiaan dan Manfaatnya bagi Kesehatan

Mendengar kata donor darah sering kali membuat sebagian orang merasa takut. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan donor darah? Donor darah dapat didefinisikan secara sederhana sebagai proses pengambilan darah secara sukarela untuk membantu orang lain. Donor darah bukan hanya kegiatan sosial yang menunjukkan kepedulian terhadap sesama, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan bagi pendonornya. Selain membantu mereka yang membutuhkan transfusi darah, donor darah membuat tubuh pendonor lebih sehat karena sel-sel darah dalam tubuh akan lebih cepat digantikan dengan yang baru. Sumsum tulang belakang memproduksi sel darah merah yang baru sebagai pengganti sel yang telah usang, sehingga tubuh terasa lebih bugar.

Beberapa manfaat kesehatan lainnya dari donor darah meliputi menurunkan risiko kanker, mendeteksi penyakit serius, serta membantu menurunkan berat badan. Manfaat-manfaat ini dapat diperoleh jika donor darah dilakukan secara rutin dan berkesinambungan, yaitu setiap tiga bulan sekali. Pendonor yang rutin mendonorkan darahnya juga cenderung lebih bebas dari infeksi yang dapat ditularkan melalui transfusi, karena mereka secara sadar mengikuti pemeriksaan kesehatan sebelum mendonorkan darah.

Relawan Badan Misi Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi kembali mengadakan kegiatan sosial donor darah pada Sabtu, 7 September 2024, bertempat di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. Kegiatan ini berlangsung mulai pukul 08.30 WIB hingga selesai, dan merupakan kerjasama antara relawan Tzu Chi dan Unit Transfusi Darah PMI (Palang Merah Indonesia) Provinsi DKI Jakarta. Ini adalah kegiatan rutin yang diadakan oleh relawan sekolah setiap tiga bulan sekali.

Pada kegiatan kali ini, lebih dari 100 pendaftar berpartisipasi untuk mendonorkan darah mereka, jumlah yang jauh melampaui prediksi awal saat pendataan calon pendonor. Para calon pendonor melakukan registrasi dengan mengisi formulir pendaftaran, yang mencerminkan antusiasme mereka untuk berpartisipasi dalam membantu sesama dan menjaga kesehatan pribadi.

Setelah melalui tahap awal pemeriksaan kesehatan oleh dokter, beberapa pendaftar tidak dapat melanjutkan proses donor darah karena tidak memenuhi kriteria medis. Alasan penolakan termasuk kadar hemoglobin (Hb) yang rendah, tekanan darah tinggi, penggunaan antibiotik dalam satu minggu terakhir, atau baru saja menerima vaksin. Kondisi kesehatan jasmani yang baik sangat penting karena darah pendonor akan masuk ke dalam tubuh orang lain.

Peserta yang mengikuti kegiatan ini berasal dari kalangan masyarakat umum, karyawan, dan orang tua siswa Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. Banyak dari mereka adalah pendonor darah tetap yang secara rutin mendonorkan darah setiap tiga bulan sekali. Salah satu peserta, Pak Acun, menyatakan, “Saya sangat senang bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan donor darah ini.” Ia telah secara rutin mendonorkan darahnya dan menilai bahwa kegiatan ini tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan pribadi, tetapi juga untuk membantu sesama.

Namun, tidak semua peserta berhasil. Ibu Darningsih, relawan Sekolah Cinta Kasih, mengungkapkan kekecewaannya karena gagal mendonorkan darah akibat tidak lolos tes medis. Meski demikian, partisipasi dalam kegiatan ini tetap dihargai.

Sebagai ungkapan terima kasih, setiap pendonor menerima souvenir dari PMI Provinsi DKI Jakarta. Kegiatan donor darah ini diadakan secara berkala dan diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk ikut berpartisipasi. Setiap tetes darah yang disumbangkan dapat memberikan kesempatan hidup bagi yang membutuhkan, sekaligus memberikan manfaat kesehatan bagi pendonornya.

 

Penulis : Sundari Dwi Riyanti

Add a Comment

Your email address will not be published.