Pembentukan Karakter Peserta Didik yang Diimplementasikan melalui Sport Education

Peran Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga & Kesehatan (PJOK) terhadap Pembentukan Karakter Peserta Didik yang Diimplementasikan melalui Sport Education

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (PJOK) memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa. Salah satu pendekatan yang relevan untuk mengoptimalkan peran tersebut adalah melalui sport education. Pendekatan ini mengintegrasikan kegiatan olahraga dengan pendidikan karakter, sehingga menjadikan peserta didik tidak hanya terampil secara fisik, tetapi juga memiliki nilai-nilai pembentukan karakter, sosial, dan emosional yang baik.

Apa itu Sport Education?

Sport Education adalah model pembelajaran dalam PJOK yang dirancang untuk meniru pengalaman partisipasi dalam olahraga nyata. Peserta didik dilibatkan dalam peran-peran seperti pemain, pelatih, wasit, atau penyelenggara (kepanitiaan) turnamen, yang memberikan pengalaman belajar yang mendalam. Tujuannya adalah untuk menciptakan suasana belajar yang bermakna dengan menanamkan nilai-nilai sportifitas, kerjasama, dan tanggung jawab.

Implementasi Sport Education dalam Pembentukan Karakter

  1. Menanamkan Sportivitas

Melalui sport education, peserta didik diajarkan untuk menghormati aturan permainan, menerima kekalahan, dan mengapresiasi usaha orang lain. Nilai sportivitas ini membantu peserta didik mengembangkan sikap adil, jujur, dan menghormati perbedaan.

  1. Mengembangkan Kerjasama dan Kepemimpinan

Dalam sport education, peserta didik diberi peran aktif, seperti menjadi wasit, pelatih, penyelenggara, atau atlet. Hal ini melatih kemampuan berbagai pembentukan karakter seperti kepemimpinan dan kerjasama. Mereka belajar untuk memotivasi tim, mengatur strategi, mengatur jalannya pertandingan, menyelesaikan konflik, dan mengambil keputusan, yang berkontribusi pada penguatan karakter.

  1. Melatih Tanggung Jawab

Setiap peserta didik memiliki tanggung jawab terhadap perannya dalam sport education. Misalnya, seorang peserta didik yang menjadi panitia penyelenggara bertanggung jawab dalam keberlangsungan acara. Pengalaman baik ini membangun rasa tanggung jawab terhadap tugas dan peran masing-masing.

  1. Meningkatkan Kekuatan Mental dan Ketekunan

Kegiatan olahraga sering kali menantang dan membutuhkan ketekunan untuk mencapai keberhasilan. Dalam sport education, peserta didik diajarkan untuk menghadapi tantangan dengan sikap pantang menyerah, baik dalam proses berlatih maupun dalam pertandingan.

  1. Mendorong Hidup Sehat

Melalui pendekatan ini, peserta didik memahami pentingnya menerapkan pola hidup sehat, seperti menjaga kebugaran, makan sehat, dan istirahat cukup.

Contoh Implementasi Sport Education di SMP Cinta Kasih Tzu Chi

Pada mata pelajaran PJOK kelas 8, diadakan “Badminton Competition Eight” yang dilaksanakan di semester 1 (satu) tahun ajaran 2024-2025 pada bulan Oktober-November 2024.

  1. Turnamen Mini: Peserta didik menyelenggarakan dan berpartisipasi dalam turnamen badminton dengan peran seperti panitia, atlet, dan wasit.
  1. Simulasi Kompetisi: Peserta didik mengadakan simulasi pertandingan dengan mengikuti prosedur resmi seperti briefing, diskusi strategi, dan evaluasi.
  1. Evaluasi Tim: Setelah kegiatan, peserta didik bersama-sama mengevaluasi kinerja tim, sikap sportivitas, dan pelajaran yang dapat diperoleh selama kegiatan berlangsung.

“Saya senang dengan pembelajaran sport education, karena saya bisa merasakan menjadi atlet yang menghadapi situasi pertandingan,” tutur Alpharo Dzaky, siswa kelas 8A yang merupakan atlet pada kompetisi tersebut.

“Saya juga banyak belajar dari Badminton Competition Eight ini, yaitu belajar sportif, pantang menyerah, bekerja sama, tidak menyalahkan teman, dan masih banyak lagi,” tambah Alpharo Dzaky.

“Saya tidak begitu mahir dalam permainan bulutangkis, tapi saya memiliki kesempatan untuk memilih peran lain, yaitu ketua pelaksana. Saya lebih suka membantu menyelenggarakan even atau mengatur acara,” tutur Joseph Reinheart, siswa kelas 8E.

Joseph juga menambahkan bahwa “Banyak nilai baik dari proses kompetisi tersebut, di antaranya belajar bersikap adil, memutuskan sesuatu dengan lebih teliti, memberikan penyelenggaraan sebaik mungkin, semangat, dan pantang menyerah.”

Manfaat untuk Pembentukan Karakter

Pendekatan sport education mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kegiatan olahraga. Peserta didik tidak hanya dilatih untuk menjadi lebih terampil secara fisik, tetapi juga menjadi individu yang memiliki:

  1. Disiplin dalam menjalankan tugas: Peserta didik belajar untuk mematuhi aturan dan menjalankan tanggung jawab yang diberikan kepada mereka.
  1. Kepemimpinan dan kemampuan kerjasama: Melalui peran yang berbeda dalam kegiatan olahraga, siswa belajar untuk memimpin dan bekerja sama dengan orang lain.
  1. Tanggung jawab terhadap peran masing-masing: Setiap peserta didik memahami pentingnya peran mereka dalam tim dan bertanggung jawab atas kontribusi mereka.
  1. Kemampuan untuk menghargai perbedaan dan bekerja dalam tim: Peserta didik diajarkan untuk menghargai keragaman dan berkolaborasi dengan teman-teman mereka, terlepas dari perbedaan yang ada.
  1. Implementasi sport education dalam mata pelajaran PJOK memberikan peluang besar untuk membentuk karakter peserta didik secara holistik. Melalui pengalaman belajar yang autentik, peserta didik tidak hanya memperoleh keterampilan kehidupan yang membentuk mereka menjadi individu yang berkarakter kuat, tangguh, pantang menyerah, peduli terhadap sesama, dan menghargai orang lain.

Dengan pendekatan yang tepat, sport education dapat menjadi landasan penting dalam mencetak generasi yang sehat secara fisik, mental, sosial, dan moral.

Penulis: Tju Suminar Ayu

Add a Comment

Your email address will not be published.