Pentingnya Kolaborasi antara Guru dan Orang Tua untuk Menanamkan Pola Sehat dalam Kebiasaan Makan Sayur

Interaksi dua arah dalam komunikasi sangat penting, karena memungkinkan adanya masukan yang saling diberikan antara pengirim pesan dan penerima pesan. Komunikasi yang baik antara guru dan murid sangat diperlukan untuk mengembangkan keterampilan penting, seperti kesadaran diri, pengelolaan diri, serta membangun hubungan yang sehat. Salah satu contoh komunikasi yang berhasil adalah antara guru dan orang tua dalam menanamkan kebiasaan makan sayur pada siswa.

 

Contoh kasusnya adalah Hamzah, seorang siswa baru di Sekolah TK Cinta Kasih Tzu Chi Tahun Ajaran 2023/2024, yang masuk di kelas TK A. Dengan perawakan yang cukup tinggi untuk usianya dan potongan rambut cepak, Hamzah awalnya tidak menyukai makan sayur. Setiap kali diberi bekal nasi dengan sayur, ekspresi mual langsung terlihat saat dia mengunyah makanannya. Situasi ini terjadi berulang kali, terutama pada hari Rabu ketika anak-anak diharuskan membawa bekal nasi dengan sayur. Dengan komunikasi yang intens antara guru dan Hamzah, akhirnya ditemukan beberapa strategi untuk membantu Hamzah menyukai sayur.

  1. Memberikan Perhatian dan Pengertian
    Guru memberikan perhatian dengan sikap memahami dan tidak memaksakan Hamzah untuk makan sayur. Motivasi positif diungkapkan untuk memberi pengertian mengenai asal mula sayur, manfaatnya bagi tubuh, serta pentingnya asupan sayur. Kata-kata positif yang disampaikan membantu mengurangi rasa tidak suka dan memperkenalkan manfaat sayur secara perlahan.
  2. Memberikan Stimulus Positif
    Posisi tempat duduk Hamzah diubah dengan menempatkannya dalam satu kelompok yang memiliki latar belakang kebiasaan makan yang berbeda. Beberapa teman dalam kelompok tersebut menyukai makan sayur, sementara yang lain lebih suka makan buah. Beberapa anak juga senang menyemangati teman-temannya. Sesekali, guru makan bersama anak-anak, memberikan contoh bahwa makan sayur itu menyenangkan. Dengan adanya lingkungan yang positif, Hamzah merasa lebih termotivasi untuk mencoba dan menyukai sayur.
  3. Melibatkan Orang Tua
    Komunikasi yang baik antara guru dan orang tua sangat penting dalam membangun kebiasaan makan sayur. Orang tua diberikan informasi mengenai kebiasaan makan Hamzah di sekolah, sementara guru juga mendapat informasi mengenai rutinitas makan di rumah. Dengan informasi yang lengkap, guru dan orang tua dapat bekerjasama untuk menanamkan kebiasaan makan sayur di rumah, dengan memberikan sayur secara bertahap dan menyediakan menu makanan yang lebih bervariasi agar anak lebih semangat.
  4. Konsisten
    Penting untuk menjalankan program ini dengan konsisten. Setelah anak mulai menyukai sayur, motivasi yang diberikan oleh guru bergeser menjadi kata-kata penyemangat. Pujian diberikan di depan teman-temannya agar Hamzah merasa dihargai dan semakin termotivasi. Komunikasi yang baik antara guru dan orang tua tetap dijaga, dengan perhatian yang tulus dan konsisten.

Kini, Hamzah yang sudah berada di kelas TK B, secara rutin membawa bekal sayur dan sangat menyukai makanannya. Setiap kali membawa bekal, Hamzah terlihat menghabiskan makanannya dengan lahap. Bahkan, saat pergi ke pasar bersama ibunya, Hamzah sering meminta dibelikan sayur untuk dimasak. Komunikasi yang terbuka dan kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua sangat penting untuk membangun hubungan yang kuat dan mencapai tujuan bersama.

Seiring berjalannya waktu, proses komunikasi yang baik akan meningkatkan pemahaman peserta didik. Semakin baik komunikasi yang dibangun, semakin baik pula cara peserta didik menerima materi yang disampaikan, sehingga pemahaman mereka akan meningkat (Simanjuntak, 2019).

Penulis: Metta Gansari, S.Ag

Add a Comment

Your email address will not be published.